WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG....."

01 July 2016

Cina Akan Tolak Semua Keputusan PBB Soal Laut Cina Selatan

Cina menegaskan akan menolak semua aturan panel arbitrasi PBB tentang klaimnya atas wilayah Laut Cina Selatan. Saat ini, negara itu terlibat sengketa perbatasan dengan sejumlah negara Asia.

Perwira tinggi angkatan Laut Cina, Laksamana Sun Jianguo, meminta negara-negara lain yang tidak punya klaim di Laut Cina Selatan agar tidak mencampuri urusan itu. Hal itu disampaikannya hari Minggu (05/06) pada konferensi keamanan regional Shangrila di Singapura. Laksamana Sun secara tidak langsung menunjuk pada Amerika Serikat dan Australia-
"Kami tidak membuat masalah, tapi kami juga tidak takut," kata Sun, yang juga wakil kepala staf militer di Kementerian Pertahanan. "China tidak akan menerima putusan arbitrase, dan tidak akan membiarkan pelanggaran apapun pada kedaulatan dan keamanan kami, dan kami tidak akan tinggal diam," kata dia.

Panel arbitrase sengketa Laut Cina Selatan akan digelar beberapa minggu depan di Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda. Gugatannya diajukan oleh Filipina, yang mempertanyakan keabsahan politik perbatasan Cina berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

Pada konferensi yang sama, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter mengatakan, putusan panel arbitrase PBB akan menjadi "kesempatan baik bagi Cina dan seluruh kawasan untuk membentuk masa depan yang berprinsip pada diplomasi dan untuk menurunkan ketegangan.

Ketegangan di Laut China Selatan diduga akan memicu naiknya anggaran pertahanan di kawasan Asia-Pasifik sampai seperempatnya hingga akhir dekade ini, demikian laporan yang dirilis lembaga konsultasi pertahanan IHS Jane pekan lalu.

Anggaran pertahanan di kawaan Laut Cina Selatan diprediksikan akan naik dari US$ 435 miliar tahun lalu menjadi US$ 533 miliar pada tahun 2020. Belanja militer global juga akan bergeser dari Eropa Barat dan Amerika Utara ke arah pasar negara-negara berkembang, terutama di Asia, kata laporan itu.

SUMBER : DW.COM

No comments:

Post a Comment