WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG....."

30 June 2016

Panglima TNI Antisipasi Letusan Konflik di Laut Cina Selatan

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyiapkan berbagai cara mengantisipasi kemungkinan terburuk akibat ketegangan di wilayah Laut Cina Selatan.

"Wilayah ini jadi fokus. Kemungkinan terjadi konflik, maka kami siapkan segala kemungkinan, perkuat pengindraan dan sebagainya," ujar Gatot di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 18 Mei 2016.

TNI, Gatot mengatakan, juga akan memperkuat sejumlah pangkalan Angkatan Laut yang berada di sekitar wilayah tersebut untuk sejumlah fungsi. "Ya semua. Pangkalan bukan hanya di Natuna, tapi juga Morotai, Biak, dan Saumlaki. Tempat-tempat terluar," katanya.

Menurut Gatot, pengembangan pangkalan itu sementara ini diprioritaskan di empat wilayah tersebut. Namun, dia menambahkan, tak tertutup kemungkinan pengembangan dilakukan di tempat lain, bergantung pada dana yang tersedia.

"Prioritas utama sekarang di Natuna, Morotai, Biak, dan Saumlaki. Tapi, kalau bisa, semua berkembang lagi," tuturnya. "Setelah kami rancang semua baru laporkan kepada pemerintah, ada duit enggak, kan gitu."

Dalam menghadapi konflik Laut Cina Selatan, Gatot menekankan TNI berpedoman pada kebijakan politik luar negeri pemerintah Indonesia. "Pemerintah sudah mengimbau agar semua negara mewujudkan situasi aman di Laut Cina Selatan dan tak memicu instabilitas karena itu urat nadi ekonomi dunia," ucapnya.
 
SUMBER : TEMPO.CO

Cina Siapkan Armada Besar-besaran Terkait Klaim Atas Natuna

KONFLIK Laut Cina Selatan menghadapi babak baru. Cina dilaporkan sudah mempersiapkan armada tempurbesar-besar ke wilayah tersebut. Klaim mereka atas wilayah Natuna (Kepulauan Riau) adalah alasannya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo membuat pernyataan tegas bahwa peta baru Cina itu tak memiliki dasar hukum internasional yang kuat. Namun Cina tak peduli dengan itu.

Informasi yang dihimpun Kamis (25/3/2015) menyebutkan, saat ini Cina telah menggelar armada lautnya di Laut Cina Selatan, termasuk dekat Kepulauan Natuna. Mereka telah mengklaim 90 persen wilayah Laut Cina Selatan. Untuk memuaskan "nafsu" invasinya, Cina telah menempatkan armada angkatan laut secara besar-besaran di sana.

Gelar armada tempur laut ini jelas membuat marah sejumlah negara ASEAN. Tak cuma Indonesia, tapi juga Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Vietnam. Cina dianggap keterlaluan atas klaimnya tersebut, dan bisa memicu perang baru di kawasan Asia Tenggara. Bahkan, saat ini Cina telah menempatkan tiga kapal perang di sekitar pulau karang James Shoal, milik Malaysia.

Di antarnya Kapal Induk Liaoning yang bertenaga nuklir. Kapal super besar ini mengangkut belasan jet tempur canggih buatan Rusia, Sukhoi Su-33. Untuk mendukung invasi itu, armada tempur laut milik negara komunis itu juga telah disiagakan di Zhanjiang. Di kawasan ini terdapat pangkalan utama angkatan laut (Lantamal) Cina, yakni Yulin Naval Base di Hainan Island, Guangzhou, Haikou, Shantou, Mawei, Beihai dan Stonecutters Island dan Hong Kong.

Selain kapal induk Liaoning, Cina juga mengerahkan armada lainnya di Laut Cina Selatan, yakni sembilan kapal perusak kelas Luyang, Luhai dan Luda. Cina juga mengerahkan 18 kapal frigat kelas Jiangkai-Class II, Jiangwei II-Class dan Jianghu V-Class.

Untuk menghancurkan armada musuh bila perang benar-benar terjadi, Cina juga telah mengerahkan lima kapal korvet yang memiliki kemampuan siluman dan mampu merusak radar kapal musuh. Tak cuma itu, saat ini di dalam Laut Cina Selatan juga telah berseliweran 8 kapal selam canggih yang dibeli Cina dari Ukraina.

SUMBER : RIAUPOST