Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI didampingi Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus dan sejumlah pejabat Mabes TNI dan Mabes Angkatan meninjau secara langsung kegiatan Operasi Amfibi (Opsfib) adn Operasi Lintas Udara (Linud).
Pelaksanaan Operasi Amfibi pada Latihan Gabungan (Latgab) di Dumai kali ini melibatkan dua matra yaitu Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Adapun Alat Utama Sistim Senjata (Alutsista) yang dikerahkan antara lain KRI Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877, KRI Silaspapare 386 serta 1 Batalyon Tim Pendarat (BTP) Yonif-3 Marinir lengkap dengan material tempur dan kendaraan tempur amfibinya.
Operasi Amfibi dimulai pukul 05.50 yang diawali dengan dentuman Bantuan Tembakan Kapal (BTK) dari kapal BTK terhadap posisi kedudukan musuh di darat dalam rangka menetralisir dan mereduksi kemampuan bertempur musuh sehingga diharapkan ketika serbuan amfibi dimulai dengan mendaratkan pasukan pendarat Marinir TNI AL, maka tidak akan mendaptkan perlawanan signifikan dari pihak musuh. Sebelum pelaksanaan BTK yang dalam terminologi serbuan amfibi juga dikenal dengan tembakan pendahuluan, maka beberapa hari sebelumnya sudah dilaksanakan infiltrasi satuan intai amfibi (Taifib) Marinir dengan penerjunan tempur free fall ke daerah sasaran amfibi. Personel-personel Taifib ini bertugas melaksanakan pengintaiaan terhadap sasaran-sasaran amfibi di darat, pengintaian dan penyiapan pantai pendaratan utama, pengintaian landing zone dan dropping zone.
Pada Operasi Amfibi kali ini diskenariokan situasi keamanan yang terjadi di wilayah Riau dan sekitarnya semakin memburuk, dimana aksi bersenjata yang dilaksanakan oleh pihak musuh telah berhasil mengusai sebagian objek vital di wilayah Dumai dan sekitarnya.
Operasi Amfibi bertujuan untuk menghancurkan musuh, yang karena jumlah kekuatan dan lokasinya memerlukan pendadakan maksimal dan penghancurkan secara cepat. Dengan semboyan "bersama tuhan menyerbu dari laut" Para prajurit "Landing Force" Petarung Perkasa Yonif-3 /BTP-1 Marinir melakukan pendaratan di pantai yang sudah ditentukan/disiapkan dan kemudian secara taktis bergerak dengan Bunis (Penyerbu Mekanis) menuju kesasaran dengan cepat.
Sementara itu, untuk pelaksanaan Operasi Linud mengerahkan 9 pesawat C130 Hercules dari Angkatan Udara terdiri dari enam pesawat dari Skuadron 32 Abdurrahman Saleh, Malang dan tiga pesawat dari Skuadron 31 Udara Halim Perdanan Kusuma, Jakarta. Sembilan pesawat tersebut menerjunkan 416 dari Batalyon Infanteri Lintas Udara 503/MAYANGKARA TNI Angkatan Darat.
Sumber : Dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment