Perairan Indonesia ditinjau dari kondisi geografis dan perkembangan lingkungan dewasa ini kawasan perairan Indonesia memiliki nilai strategik yang sangat penting, khususnya sebagai jalur perdagangan dan perekonomian dunia. Demikian antara lain dikatakan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi, SE. dalam amanat tertulisnya, saat memimpin upacara penerimaan KRI Salawaku -842 dan KRI Badau-841, di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Jumat (9/12).
Menurut Pangarmatim, nilai strategis tersebut membawa konsekuensi timbulnya berbagai kerawanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan baik dan disiapkan upaya penanggulangannya secara tepat dan cepat. “Dengan kehadiran ke dua KRI ini akan memperkuat Koarmatim dalam penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yuridiksi nasional, khususnya yang menjadi tanggung jawab Koarmatim,”tegas Pangarmatim.
Dua KRI tersebut merupakan kapal perang hibah dari Pemerintah Brunei Darussalam, yang sebelumnya masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat. KRI Salawaku – 642 dibuat di galangan Vosper Pty. Ltd. ,Singapura pada tanggal 3 Oktober 1978 dan diliuncurkan pada tanggal 16 Maret 2979 dengan Nama Kapal KDB Waspada P 02. Oleh pemerintah Brunei dihibahkan kepada TNI AL pada tanggal 15 April 2011 serta diresmikan menjadi KRI Salawaku-642 di Jakarta. Kemudian resmi masuk jajaran TNI AL yang diterima oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI Eris Herriyanto, MA. di Dermaga Muara Naval Base Brunei.
Menurut Pangarmatim, nilai strategis tersebut membawa konsekuensi timbulnya berbagai kerawanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan baik dan disiapkan upaya penanggulangannya secara tepat dan cepat. “Dengan kehadiran ke dua KRI ini akan memperkuat Koarmatim dalam penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yuridiksi nasional, khususnya yang menjadi tanggung jawab Koarmatim,”tegas Pangarmatim.
Dua KRI tersebut merupakan kapal perang hibah dari Pemerintah Brunei Darussalam, yang sebelumnya masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat. KRI Salawaku – 642 dibuat di galangan Vosper Pty. Ltd. ,Singapura pada tanggal 3 Oktober 1978 dan diliuncurkan pada tanggal 16 Maret 2979 dengan Nama Kapal KDB Waspada P 02. Oleh pemerintah Brunei dihibahkan kepada TNI AL pada tanggal 15 April 2011 serta diresmikan menjadi KRI Salawaku-642 di Jakarta. Kemudian resmi masuk jajaran TNI AL yang diterima oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI Eris Herriyanto, MA. di Dermaga Muara Naval Base Brunei.
KRI Badau dibuat di negara dan galangan kapal yang sama, hanya saja yang membedakan adalah tanggal peluncurannya. Kalu KRI Badau diluncurkan tanggal 25 Maret 1979. Pada tanggal 16 April 2011 sampai dengan 19 April 2011 dilaksanakan operasi penyeberangan dari Muara (Brunei Darussalam)-laut Cina Selatan, Pontianak, Selat Karimata, Laut Jawa, Jakarta.
KRI Salawaku yang semula masuk ke jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat di kelas kapal cepat setelah masuk ke Koarmatim, kapal tersebut masuk di jajaran kapal patroli. Perubahan kelas tersebut juga membawa perubahan pada nomor lambung kapal yang semula -642 menjadi -842. Di Koarmatim satuan Kapal patroli menggunakan nomor lambung dengan menggunakan angka kepala 8. Demikian juga dengan KRI Badau-841 yang semula di Koarmabar dijajaran kapal cepat menggunakan nomor lambung -641 setelah masuk Koarmatim bergabung dengan satuan kapal patroli nomor lambungnya menjadi -841.
Saat ini KRI Salawaku-842 dikomndani oleh Mayor Laut (P) Alfred Daniel Mathews dan KRI Badau-843 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Komaruddin. Kedua komandan ini merupakan Komandan pertama kapal hibah tersebut setelah resmi masuk dalam jajaran kekuatan TNI Angkatan Laut.
Sumber : DispenArmatim
KRI Salawaku yang semula masuk ke jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat di kelas kapal cepat setelah masuk ke Koarmatim, kapal tersebut masuk di jajaran kapal patroli. Perubahan kelas tersebut juga membawa perubahan pada nomor lambung kapal yang semula -642 menjadi -842. Di Koarmatim satuan Kapal patroli menggunakan nomor lambung dengan menggunakan angka kepala 8. Demikian juga dengan KRI Badau-841 yang semula di Koarmabar dijajaran kapal cepat menggunakan nomor lambung -641 setelah masuk Koarmatim bergabung dengan satuan kapal patroli nomor lambungnya menjadi -841.
Saat ini KRI Salawaku-842 dikomndani oleh Mayor Laut (P) Alfred Daniel Mathews dan KRI Badau-843 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Komaruddin. Kedua komandan ini merupakan Komandan pertama kapal hibah tersebut setelah resmi masuk dalam jajaran kekuatan TNI Angkatan Laut.
No comments:
Post a Comment