WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG....."

30 December 2011

Kapolri, Kasad dan Kasau Jadi Warga Kehormatan Korps Baret Ungu.

 “ Mariniiiiir….. ! “. Berulang-ulang dan begitu lantang penuh bangga, suara  Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, dan Kasau Marsekal TNI  Imam Sufaat, S.IP,  sesaat setelah menerima penyematan baret ungu dan brevet Tri Media, pada upacara pengukuhan sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, terhadap ketiga Pati berbintang empat tersebut, dalam sebuah upacara militer di lapangan Mangga Dua, Pusat Latihan Tempur Marinir, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (29/12).

 Para prajurit Korps Marinir pun segera menyambutnya dengan penuh semangat, “Auuuah, Auuuah, Auuah Yes…!”, demikian yel-yel khas Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

20 December 2011

Jaminan Keamanan Laut Akselerator Perekonomian Nasional

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia (The largest archipelagic state in the world) dengan wilayah yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil sebanyak 17.499 pulau, luas wilayah perairan  5.877.879 km, panjang garis pantai lebih dari 80.570 km,  luas wilayah daratan 2.012.402 km. Secara geografis perairan Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam hubungan internasional karena merupakan penghubung antara dua samudera besar, Pasifik dan Hindia, sehingga menempatkan Indonesia dalam posisi silang dunia yang digunakan sebagai jalur SLOC (Sea Lines of Communication) dan SLOT (Sea Lines of Oil Trade) serta menjadi salah satu wilayah paling strategis di kawasan Asia Pasifik selaku pusat pertumbuhan ekonomi (center growth economic). Selain itu, tercatat 72 persen pedagangan dunia dan lebih dari 50 ribu kapal serta hampir seperlima perdagangan laut dunia pertahun melintasi wilayah yurisdiksi nasional yang sebagian besar mengangkut minyak untuk tujuan utama ke Jepang dan China.

17 December 2011

Nilai Strategis si "Hitam"

Tidak dapat disangkal bahwa kapal selam (Submarine) merupakan mesin perang strategis (strategic force) paling menakutkan yang memiliki nilai deterrent yang paling besar dari antara semua alat perang lainnya. Bahkan, destroyer dengan sonar yang tercanggih sekalipun sangat sulit untuk mendeteksi keberadaan si "Hitam".

Keuntungan lain dari kepemilikan kapal selam bagi sistem pertahanan negeri tercinta ini akan membawa Indonesia sebagai aktor kekuatan laut berpengaruh di kawasan. Selain itu, kekuatan Angkatan Laut Indonesia yang dilengkapi dengan armada kapal selam akan menimbulkan "kengerian" bagi negara lain dan aktor-aktor keamanan internasional lainnya untuk coba-coba "melirik dan mengusik" eksistensi teritori RI.

16 December 2011

Indonesia segera miliki tiga kapal selam baru

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan Indonesia segera memiliki tiga kapal selam baru untuk melengkapi armada tempurnya. "Rancangan kontrak tiga kapal selam itu sudah selesai, dan kemungkinan ditandatangani pertengahan bulan," katanya, usai menghadiri Rapat Paripurna TNI Manunggal Masuk Desa 2011 yang dipimpin Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan dengan kehadiran tiga kapal selam baru itu, daya tempur dan daya tangkal TNI Angkatan Laut semakin kuat. "Kita mengharapkan kita dapat memiliki enam kapal selam. Itu idealnya, jadi dengan enam kapal selam itu dapat diatur berapa yang berlayar, berapa yang siaga dan berapa yang menjalani pemeliharaan," katanya. Soeparno mengemukakan kebutuhan kapal selam untuk memperkuat daya tempur di laut sangat diperlukan karena kapal selam merupakan alat utama sistem senjata strategis.

14 December 2011

KRI DAN KAPAL PERANG ASING SEMARAKKAN HARI NUSANTARA DI DUMAI

Sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan kapal perang negara tetangga turut ambil bagian dalam menyemarakkan upacara Hari Nusantara (Harnus) tahun 2011 yang dipimpin Wakil Presiden RI Boediono, selaku Inspektur Upacara, di Pelabuhan Agro Bisnis, Dumai, Provinsi Riau, Selasa (13/12).

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno memimpin acara sailing pass yang menyedot perhatian ribuan masyarakat kota Dumai dan sekitar yang ingin menyaksikan dari dekat kehandalan kapal-kapal perang tersebut, sesaat setelah pelaksanaan upacara Harnus yang dipimpin Wapres RI.

Berbagai jenis kapal perang yang diawaki para prajurit Angkatan Laut itu  antara lain: KRI Makassar bernomor lambung 590 dari jenis kapal bantuan angkut personel, KRI  Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dari jenis Landing Plat Form Dock (LPD), KRI Silas Papare-386 dan KRI Sutanto-877 (perusak kawal), KRI Barakuda-814, KRI Todak-631, dan KRI Clurit-641 (Fast Patrol Boat), KRI Pulau Rengat-711 (penyapu ranjau), KRI Krait-827 dan KRI Sibarau bernomor lambung 847 (jenis patroli cepat), dll.

10 December 2011

SERBUAN AMFIBI DAN LINUD "WARNAI' LATGAB TNI DI DUMAI

Rangkaian Puncak Peringatan Hari Nusantara Tahun 2011 yang dilaksanakan di Kota Dumai, Provinsi Riau diwarnai dengan kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Batalyon. Kegiatan Latgab TNI yang dilaksanakan mulai tanggal 2 sampai dengan 14 Desember 2011 ini ditinjau oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Sabtu Pagi (10/12) di Bandara  Pinang Kampai, Kota Dumai.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI  didampingi Kasau Marsekal TNI  Imam Sufaat, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus dan sejumlah pejabat Mabes TNI dan Mabes Angkatan meninjau secara langsung kegiatan Operasi Amfibi (Opsfib) adn Operasi Lintas Udara (Linud).

Pelaksanaan Operasi Amfibi pada Latihan Gabungan (Latgab) di Dumai kali ini melibatkan dua matra yaitu Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Adapun Alat Utama Sistim Senjata (Alutsista) yang dikerahkan antara lain KRI Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877, KRI Silaspapare 386 serta 1 Batalyon Tim Pendarat (BTP) Yonif-3 Marinir lengkap dengan material tempur dan kendaraan tempur amfibinya.

Kasum TNI Tinjau Latgab TNI Tingkat Batalyon di Dumai

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letnan Jenderal TNI J. Suryo Prabowo meninjau Latihan Gabungan TNI Tingkat Batalyon Tahun 2011 di Dumai Riau, Jumat (9/12). Dalam kunjungan tersebut, Kasum TNI didampingi oleh Kepala Staf Kostrad, Komandan Korps Marinir dan Komandan Korps Paskhas meninjau Posko Latgab TNI serta tempat Pendaratan Amfibi di Pantai Mundam.

LatgabTNI Tingkat Batalyon merupakan penjabaran dari arahan Presiden RI pada saat memberikan pengarahan kepada para petinggi TNI-Polri, di Akademi Militer Magelang bulan Juli lalu. Latihan Gabungan ini bertujuan untuk meningkatkan dan menguji kemampuan dalam mekanisme setiap kegiatan operasi gabungan yang dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Sementara, sasaran yang ingin dicapai adalah selain untuk meningkatkan kemampuan perorangan maupun satuan dan kesiapan satuan TNI,juga untuk terwujudnya koordinasi dan kerjasama antar matra,sehingga kesiapan operasional satuan TNI terjaga.

2 KRI HIBAH NEGARA BRUNAI DARUSSALAM PERKUAT KOARMATIM

Perairan Indonesia ditinjau dari kondisi geografis dan perkembangan lingkungan dewasa ini kawasan perairan Indonesia memiliki nilai strategik yang sangat penting, khususnya sebagai jalur perdagangan dan perekonomian dunia. Demikian antara lain dikatakan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi, SE. dalam amanat tertulisnya, saat memimpin upacara penerimaan KRI Salawaku -842 dan KRI Badau-841,  di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Jumat (9/12).

Menurut Pangarmatim, nilai strategis tersebut membawa konsekuensi timbulnya berbagai kerawanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan baik dan disiapkan upaya penanggulangannya secara tepat dan cepat. “Dengan kehadiran ke dua KRI ini akan memperkuat Koarmatim dalam penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yuridiksi nasional, khususnya yang menjadi tanggung jawab Koarmatim,”tegas Pangarmatim.

Dua KRI tersebut merupakan kapal perang hibah dari Pemerintah Brunei Darussalam, yang sebelumnya masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat. KRI Salawaku – 642 dibuat di galangan Vosper Pty. Ltd. ,Singapura pada tanggal 3 Oktober 1978 dan diliuncurkan pada tanggal 16 Maret 2979 dengan Nama Kapal KDB Waspada P 02. Oleh pemerintah Brunei  dihibahkan kepada TNI AL pada tanggal 15 April 2011 serta diresmikan menjadi KRI Salawaku-642 di Jakarta. Kemudian resmi masuk jajaran TNI AL yang diterima oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI Eris Herriyanto, MA. di Dermaga Muara Naval Base Brunei.

07 December 2011

PESAN DAN MOMENTUM DIBALIK PERINGATAN HARI NUSANTARA 2011

Nusantara merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kepulauan (Archipelago Teritory) yang membentang dari Sabang di Sumatera sampai dengan Marauke di Papua. Terminologi kata Nusantara pertama kali dijumpai pada pertengahan abad ke -19 hingga ke-16 dalam literatur bahasa Jawa untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut “Majapahit”. Setelah sempat tenggelam, pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka kelanjutan dari Hindia-Belanda yang tak kunjung terwujud. Ketika penggunaan nama "Indonesia" disetujui untuk dipakai, maka kata Nusantara tetap digunakan sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia hingga sekarang. Penggunaan kata Nusantara dikandung maksud bahwa lautan yang mengitari wilayah daratan negara Indonesia merupakan wahana pemersatu antar pulau-pulau yang menjadi territory Indonesia.

Hari Nusantara dicanangkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 13 Desember 1999. Penetapan hari ini dipertegas dengan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2001, sehingga tanggal 13 Desember resmi menjadi hari perayaan nasional.

Sejarah Hari Nusantara dilandasi adanya Deklarasi Djuanda yang dicetuskan oleh Djuanda Kartawidjaja (Perdana Menteri Indonesia pada saat itu ) pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini merupakan penegasan kepada dunia bahwa laut Indonesia (termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia) menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State), sehingga laut-laut antar pulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas.

05 December 2011

Ulang Tahun Armada RI

KSAL Laksamana TNI Soeparno (tengah) didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi (kiri) dan Pangarmabar Laksda TNI Didit Herdiawan memberi penghormatan kepada defile pasukan pada peringatan Hari Armada di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Jatim (5/12). Dalam peringatan tersebut, TNI AL melakukan pembinaan dan profesionalisme prajurit secara terus-menerus, meskipun alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dimiliki banyak yang telah berusia tua dan teknologinya tertinggal, tetapi tugas pengamanan wilayah NKRI tetap harus dikedepankan. 5 Desember 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan bahwa tugas TNI AL untuk menegakkan kedaulatan negara di wilayah laut belum sepenuhnya optimal karena terkendala alat utama sistem persenjatan atau alutsista.

Saat memberikan amanat pada upacara peringatan Hari Armada di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin, Soeparno mengakui banyak kapal-kapal perang milik TNI AL yang usianya sudah tua dan tertinggal dari sisi teknologi maupun persenjataan. "Komposisi alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) saat ini masih belum sepenuhnya mampu untuk melaksanakan tugas penegakan kedaulatan negara di laut," katanya.

Padahal, lanjut KSAL, tantangan tugas Armada RI selalu berkembang, baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang. Menurut ia, diperlukan proses pembinaan dan pembangunan kemampuan serta kekuatan Armada RI untuk menjawab tantangan tersebut, yang meliputi tiga pilar yakni kesiapan alutsista, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit serta keluarganya. "TNI AL terus berupaya membangun dan mengembangkan kekuatan dengan mengacu pada pembangunan kekuatan pokok minimum, `zero growth` dan `right sizing`," papar KSAL.

Laksamana Soeparno menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan berbagai macam alutsista untuk memperkuat jajaran Armada RI. "Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai rencana strategis yang telah disusun, seperti penambahan kapal perang, kapal selam, persenjataan dan lain-lain," ujatnya. Terkait rencana pemekaran wilayah Armada RI, KSAL mengatakan bahwa program itu sudah memasuki tahap akhir dan segera direalisasikan.

Komando Armada RI yang saat ini terbagi dua wilayah barat (Jakarta) dan timur (Surabaya), nantinya dimekarkan menjadi tiga wilayah, yakni barat dengan pusat tetap di Jakarta, kemudian wilayah tengah berpusat di Palu (Sulawesi Tengah) dan timur di Sorong. "Sedangkan Surabaya yang sebelumnya pusat Armada wilayah timur akan menjadi komando dari ketiga wilayah tersebut. Rencana pemekaran ini sudah diagendakan sejak lama untuk memaksimalkan tugas pengamanan kedaulatan RI," kata Soeparno.

Upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, seperti Laksamana (Purn) Soedomo, Bernard Kent Sondakh, Arief Koesharyadi, dan Tedjo Edhy Purdijatno. Acara juga dimeriahkan drama teatrikal "Sumpah Palapa" soal kepemimpinan Patih Gajahmada, atraksi ketangkasan dan kehandalan prajurit matra laut, terjung payung, dan defile pasukan.
Sumber : Antara

04 December 2011

Prajurit Marinir Juara I Lomba Menembak HUT Armada RI

Menyambut HUT Armada RI yang ke 66 Armatim mengadakan lomba menembak antar Perwira yang melombakan berbagai nomor kategori di Armatim Ujung Surabaya.

Atlet-atlet menembak Pasmar-1 yang terdiri dari Lettu Marinir Setyawan dan Lettu Marinir Yudi Gupala yang bertanding dalam kategori tembak reaksi berhasil menjadi yang terbaik dengan merebut juara 1 dan juara 2.

Panglima Komando RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi,SE menyerahkan secara langsung piala kepada kdua atlet Pasmar-1 tersebut di ruang Indoor Sport Armatim Ujung Surabaya.

Pada lomba menembak ini juga di pertandingkan beberapa kategori seperti menembak kelas Exsekutif kelompak Pati dan Pamen yang diikuti para petingi TNI di wilayah Surabaya. Untuk kategori Exekutif kelompok Pati Laksma TNI Dodik wahyudi menjadi yang terbaik setelah berhasil mengunguli Brigjen TNI (Mar) Tomy Basari Natanegara dan Brigjen TNI (Mar) Chaidir yang harus puas menjadi juara dua dan tiga.


01 December 2011

Militer China Kawan atau Lawan

"Kapal induk ialah alat imperialisme. Mereka seperti bebek yang tengah menunggu dibedil. China tidak akan pernah membangun satu pun kapal induk."

Ucapan itu terlontar dari seorang pejabat senior China di hadapan tamu-tamu asing pada 1971. Kala itu, China masih miskin, terisolasi hingga mendapat julukan 'Negeri Tirai Bambu' dan diperintah oleh sang ketua Mao (Ze Dong) dengan doktrin-doktrin militernya.

Militer masih belum menjadi titik perhatian para pemimpin negeri itu. Bahkan dalam program empat modernisasi yang diluncurkan pada 1970, modernisasi pertahanan berada di urutan terakhir. Industri, pertanian, serta ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dipentingkan.

Namun kini, seiring dengan perkembangan kawasan dan kekuatan ekonomi mereka, pemimpin China tidak lagi memandang militer sebelah mata. China telah merombak habis-habisan konsep militer mereka sesuai dengan tuntutan zaman. Bahkan bisa dibilang konsep militer China saat ini telah memicu kecemasan negara-negara sekitar, terutama negara-negara yang selama ini berseberangan dengannya. Kapal induk yang dulu diharamkan kini telah mereka miliki. Belum lama ini, China meluncurkan kapal induk eks Rusia yang kemampuannya telah mereka tingkatkan. Kapal sepanjang 300 meter itu mampu membawa 17 pesawat tempur sekelas Sukhoi Su-33 dan Su-25 serta 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. China juga telah membangun industri pesawat tempur.

Dibalik Hibah 24 Pesawat F-16

Setelah lebih dari 20 tahun tidak melakukan modernisasi atas alutsista (alat utama sistem persenjataan), diawali dari tahun anggaran beerjalan 2011, Pemerintah memberikan perhatian yang cukup terhadap pembangunan kekuatan pertahanan dengan mengalokasikan dana alutsista sebesar  Rp90 trilliun dalam APBN 2012 .

Pengaloksian anggaran untuk penggadaan dan pemeliharaan Alutsista yang mencapai angka Rp90 trilliun tersebut dapat dikatakan cukup fantastis. Hal ini dikarenakan untuk APBN 2012 berjumlah sekitar Rp1.400 triliun. Artinya, anggaran untuk pertahanan dialokasikan lebih dari 15% dari total APBN. Pengalokasian seperti ini benar-benar sebuah terobosan.

Setelah sekian lama anggaran untuk pertahanan berada pada posisi non-skala prioritas, baru pertama kalinya Indonesia membuat anggaran pertahanan yang cukup besar bahkan melebihi pos anggaran untuk dunia pendidikan.