Kebesaran, kekuatan, militansi dan kebanggan (esprit de corps) suatu satuan/korps militer terlahir dan dibangun dengan dilandasi oleh tradisi satuan/korps yang kuat. Dengan kata lain, tradisi kops merupakan rohnya karakter prajurit yang mengawaki satuan tersebut. Upaya membangun nilai-nilai tradisi korps merupakan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan hitungan matematis. Akan tetapi upaya tersebut akan terrefleksi dari implementasi pencapaian keberhasilan tugas pokok pada setiap palagan dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Berapun cost yang dikeluarkan untuk membangun suatu tradisi korps, maka tidak akan sebanding dengan nilai-nilai kebanggaan dan kehormatan yang terpatri pada setiap diri prajurit disatuan tersebut. Era dan jaman boleh berganti, namun nilai-nilai tradisi korps harus senantiasa menjadi pondasi jati diri setiap prajurit sampai kapanpun dan dimanapun berada.
Tradisi yang kuat akan melahirkan kebanggaan dan kecintaan kepada korps yang pada gilirannya akan memberikan efek domino terhadap kristalisasi soliditas dan kebersamaan serta harmonisasi hubungan atasan dan bawahan. Sebagai contoh, dari sekian banyak tradisi yang dimiliki oleh kesatuan tentara di dunia, maka yang paling fenomenal adalah tradisi bushido yang dimiliki oleh tentara jepang yang masih melekat hingga sekarang. Ajaran bushido menanamkan nilai-nilai keberanian, kehormatan dan harga diri, kesetiaan dan pengendalian diri, kesungguhan, kejujuran, dan kerendahan hati, kesopanan dan keramahtamahan, kerja keras, tidak individualis, tidak egois, bertanggungjawab, bersih hati, harus tahu malu, serta mementingkan hubungan moral antara atasan dengan bawahan. Pointnya adalah, bahwa ketika tradisi korps yang kuat telah mengkristal pada setiap diri prajurit, maka badai dan gelombang samudera yang menghadang akan diterjang oleh kuatnya nilai-nilai tradisi dan kecintaanya terhadap korps.***(Admin)
No comments:
Post a Comment