WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG....."

29 November 2011

Mabes TNI Gelar Diskusi Aturan Pelibatan

ASISTEN Operasi (Asops) Panglima TNI yang diwakili oleh Perwira Pembantu (Paban) II Organisasi & strategi stap operasi (Orstra Sops) TNI Kolonel Inf Rahmad Pribadi membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Aturan Pelibatan (Rules Of Engagement /ROE) di Gedung I Gusti Ngurah Rai Balai Wartawan Puspen TNI-Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (28/11).

Asops Panglima TNI dalam siaran persnya menjelaskan, ROE pada dasarnya perintah dari komando satuan tugas yang memuat instruksi-instruksi dan perintah-perintah bagi satuan bawah. Perintah ini bisa berupa tindakan umum maupun tindakan khusus, serta hal-hal yang diperbolehkan atau dilarang dalam penggunaan kekuatan dan kekerasan, yang harus dipatuhi oleh prajurit dalam pelaksanaan operasi.

“ROE dibuat untuk memberikan kejelasan tindakan dan landasan hukum bagi setiap prajurit TNI dalam melaksanakan tugas, agar tindakan yang dilakukan untuk menghadapi ancaman maupun dalam rangka bela diri tidak terjadi penyimpangan, baik ditinjau dari aspek hukum nasional maupun hukum internasional,”katanya.

28 November 2011

MARINES SHOOTING CLUB 2011 RESMI DITUTUP

Lomba menembak terbuka Marines Shooting club 2011 secara resmi ditutup oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang diwakili Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan di lapangan tembak “Karno” Kesatrian Hartono Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (27/11)
Dari pelaksanaan lomba selama 2 hari tersebut diperoleh hasil pada nomor menembak 20 m center fire eksekutif Pati keluar sebagai juara pertama Brigjen TNI Siswanto dari Perbakin dengan perolehan nilai 194, kedua Brigjen TNI (Mar) Giyarto dari Sesko TNI nilai 193, Ketiga Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin dari Marinir nilai 179, di nomor menembak 20 m center eksekutif Pamen juara pertama diraih Letkol Mar Ainur Rofiq dari Marinir dengan nilai 194, kedua Letkol Inf M. Sudjiono dari Kodam Jaya nilai 191 dan ketiga Kolonel Mar FX. Deddy Susanto dari AAL nilai 190, sedangkan pada nomor menembak 20 m center eksekutif sipil/umum juara pertama diraih Ny. Nita Alfan Baharudin dengan nilai 167, kedua Bagus nilai 161, ketiga Deny Lauw dari Jayakarta SC nilai 160, di nomor 25 m center fire juara pertama Letkol Ainur Rofiq dari Marinir dengan nilai 193, kedua Kopda Mar Cecep Supriatman dari Denjaka nilai 191 dan ketiga Sertu Prabowo dari kopassus nilai 190.

26 November 2011

Aist class : Air Cushion Vehicle

Salah satu trademark dan icon serbuan dari laut ke darat dalam perang modern adalah penggunaan hovercraff sebagai sarana untuk mengangkut pasukan pendarat amfibi beserta peralatan perangnya dari kapal serang amfibi menuju ke pantai atau langsung ke sasaran /kedudukan musuh. Dengan kemampuan mengambang di atas permukaan, maka wahana ini tidak akan mengalami kesulitan melewati beragam tipikal pantai. Para pakar peniliti di pusat litbang USMC menyebutkan bahwa, sekitar 70 persen pantai diseluruh muka bumi ini mampu dan bisa di darati oleh ovefcraff, bandingkan dengan kemampuan kapal pendarat konvensional yang hanya bisa digelar tidak lebih dari 15 persen pantai-pantai di dunia.
Upaya menciptakan armada overcraff tak hanya milik AS saja. Masih satu era dengan LCAC (Landing Craft Air Cushion), pasukan laut Rusia melansir sejumlah tipe wahana sejenis, mulai dari class Gus dengan bobot 27 ton, class Lebed berukuran 87 ton, hingga variant bertubuh tambun dari class Aist yang berbobot 220 ton.

Korps Marinir Gelar Kejuaraan Lomba Menembak

Dalam rangka memperingati HUT-nya yang ke-66, Korps Marinir TNI AL menggelar Lomba Tembak memperebutkan Piala Komandan Korps Marinir Cup 2011 yang diikuti oleh petembak TNI/Polri dan dari Persatuan Menembak Seluruh Indonesia (Perbakin).
Lomba ini dibuka secara resmi oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin, Sabtu (26/11/11) di Lapangan Tembak “Letnan Karno, Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
Dankormar menjelaskan, kegiatan ini merupakan sarana untuk meningkatkan prestasi serta mendapatkan bibit-bibit petembak baru yang diharapkan dapat membawa harum cabang menembak di tingkat nasional maupun internasional.
Lomba tembak yang berlangsung selama 2 hari ini bersifat perorangan dan diikuti oleh peserta dari para Perwira Tinggi dan Perwira Menengah TNI/Polri, Perbakin dan umum.
Beberapa nomor yang dipertandingkan antara lain tembak center fire, tembak reaksi, berburu, tactical prone, air action/air soft dan materi eksekutif yaitu gabungan dari materi tembak tepat (slow fire and rapid fire). Sedangkan jenis senjata yang digunakan antara lain pistol open, standar, revolver, dan senjata laras panjang.

25 November 2011

Kasal: Banyak persoalan perbatasan laut berpotensi konflik

Perkembangan lingkungan strategis dewasa ini terjadi dengan cepat, kompleks dan sulit diprediksi, baik pada tingkat global, regional maupun  nasional. Pada tingkat regional, meskipun telah tercapai kesepakatan Asean yang telah dilaksanakan di Bali beberapa waktu yang lalu, namun masih banyak permasalahan terutama masalah perbatasan laut dengan negara-negara tetangga yang belum selesai serta berpotensi menjadi konflik.
 Demikian dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam amanatnya  yang dibacakan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M pada pembukaan Rapat Kerja Teknis  Operasi (Rakernisops) Angkatan Laut di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (24/11).
Menurut Kasal, permasalahan keamanan laut juga menjadi isu yang tidak boleh kita kesampingkan.  Banyaknya kegiatan ilegal di laut harus dapat kita atasi, sehingga eksistensi TNI Angkatan Laut sebagai penegak kedaulatan dan penjaga keamanan  di wilayah perairan yurisdiksi  nasional dapat kita laksanakan. “Menyikapi hal tersebut dibutuhkan kesiapsiagaan unsur, kewaspadaan dan peningkatan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara.,” katanya.

24 November 2011

Menjaga Netralitas TNI dan Polri

Pemilihan umum masih tiga tahun lagi, namun wacana memberikan hak politik bagi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali mengemuka ke ranah publik. Seperti menjelang pemilihan umum 2004, sejumlah kalangan mendorong agar personel militer dan polisi mempunyai hak untuk memilih. Kendati ada suara-suara yang setuju agar anggota TNI dan Polri bisa ikut memilih calon anggota legislatif serta calon presiden, justru TNI bersikap dengan membuat garis batas yang tegas dengan tidak ikut sebagai konstituen.

Bahkan pada 2004, MPR pernah mengeluarkan Ketetapan Nomor VII yang menyatakan, anggota TNI tidak menggunakan hak memilih dan dipilih. Ketetapan itu juga dilatarbelakangi semangat reformasi yang menghendaki TNI dan Polri kembali kepada tugas pokoknya menjaga pertahanan serta keamanan.

Meski begitu, belakang mencuat kembali usulan agar tentara dan polisi mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Dukungan itu mengacu kepada hak asasi bagi setiap warga negara, termasuk para serdadu dan polisi. Kedua profesi itu tidak boleh dikecualikan untuk memiliki hak politik sebagai konstituen yang berhak memberikan suara dalam sebuah pemilihan umum.

21 November 2011

Pangkalan Militer AS Untuk Jaga Freeport

KEBERADAAN pangkalan militer militer Amerika Serikat di Darwin, Australia, dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan. Pangkalan militer itu diduga untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat atas basis sumberdaya mereka di Freeport yang belakangan digoyang oleh tuntutan masyarakat karena dirasa tidak memberikan manfaat bagi Indonesia, khususnya bagi masyarkat Papua.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI Syahfan Badri Sampurno, di Jakarta, Senin, 21 November 2011.

Syahfan mengatakan, pembangunan pangkalan militer di sebuah kawasan yang selama ini cukup stabil itu sangat mengherankan. “Jelas sekali kepentingan Amerika Serikat. Indonesia serta negara-negara ASEAN harus menolak pangkalan militer di Darwin ini,” tegas Syahfan.

20 November 2011

Presiden Soekarno : Pada penjerahan "Pandji KKO AL" 15 November 1959


Saudara-saudara sekalian, terutama sekali dari Korps Komando Angkatan Laut ....
Beberapa detik jang lalu telah saja anugerahkan kepada Koprs Komando Angkatan Laut Pandji sebagai penghargaan atas djasa-djasa jang telah dilakukan dimasa jang lampau dan dimasa-masa jang akan datang. Bagian kedua dari pada kalimat terachir ini, "djasa, dimasa jang akan datang", mendjelaskan dengan djelas bahwa diharap dikemudian hari, Korps Komando Angkatan Laut tetap memberikan djasa-djasanja jang berharga kepada bangsa dan negara. Dan memang saja mempunjai kepertjajaan jang demikan itulah, melihat djasa-djasa jang telah lampau, jang tadi telah dibatjakan akan dharma-dharma bhaktinja. Mengingat itu semuanja, saja pertjaja dengan segenap kepertjajaan saja bahwa Korps Komando Angkatan Laut djuga dikemudian hari akan tetap berdiri tegak sebagai pembela, pelindung dari pada negara dan bangsa.

Keamanan dan kedaulatan Laut Cina Selatan


Kawasan Laut China Selatan yang bila dilihat dalam tata lautan internasional ini yaitu wilayahnya berbatasan dengan laut Republik Rakyat China, Makau, Hong Kong, Republik China (Taiwan), Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia, Singapura, Muang Thai, Kamboja, dan Vietnam merupakan kawasan bernilai ekonomis, politis dan merupakan jalur laut strategis yang terdiri atas dua rangkaian kepulauan, yakni Paracel dan Spratly. Karena kekayaan yang dimiliki perairan tersebut sehingga kawasan ini mengandung potensi konflik sekaligus potensi kerja sama. 

Kawasan Laut China Selatan sudah sejak lama diyakini kaya dengan sumberdaya minyak dan gas. Menurut sejumlah diplomat, China yang sejak mengalami tingkat perekonomian berkembang pesat dan berimbas pada pembangunan kekuatan militer secara besar-besaran, telah menekan banyak perusahaan asing yang telah membuat kesepakatan dengan Vietnam untuk tidak mengembangkan blok-blok minyak dan gas itu. Akibatnya, pada tahun 2007, seperti ditulis Reuters, raksasa minyak BP Plc menghentikan rencana untuk melakukan eksplorasi di lepas pantai selatan Vietnam karena sengketa wilayah dengan China, terutama menyangkut Kepulauan Spratly dan Paracel yang sama-sama diklaim oleh China, Taiwan, Brunai, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

19 November 2011

Kemampuan Tank BMP-3F Korps Marinir TNI AL

Secara teori dan fungsi asasinya, Tank BMP-3F masuk dalam kelas tank angkut personel atau dikenal sebagai kendaraan tempur infanteri (Infantry Fighting Vehicle/IFV) dan juga dikenal sebagai sebuah kendaraan tempur infanteri mekanis (also known as a Mechanized Infantry Combat Vehicle / MICV). Tank BMP-3F adalah variant dan menjadi penerus dari generasi BMP-2/BVP-2, tapi BMP-3F didisain dengan persenjataan (armament) yang lumayan “menakutkan” dikelasnya. Dari beberapa varian BMP-3, tipe 3F dirancang dengan kemampuan untuk bisa berenang di air dengan lebih baik, yakni mampu menerjang ombak laut di level 2, dan bisa beroperasi di laut selama 7 jam. Untuk menunjang kemampuan amfibinya, BMP-3F juga dilengkapi dengan snorkel.
Senjata andalan BMP-3F adalah kanon kaliber 100 mm. Kanon ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell) dan termasuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak pada low rate of fire berkisar antara 200-300 peluru/menit dan pada high rate of fire berkisar antara 550 peluru/menit. Selain itu terdapat platform peluncur rudal kendali anti tank (Anti Tank Guide Missile/ATGM), baik yang diluncurkan langsung melalui laras meriam (laser guided system) maupun yang terpasang pada badan Ranpur.

Kebangkitan China dan pengaruhnya pada tatanan Global-Regional

Transformasi kebangkitan China sebagai  imperium baru di era globalisasi telah banyak membuat kekahawatiran para pembuat kebijakan negara lain terhadap negara ini. Apakah Kebangkitan China memiliki niat dan motivasi untuk menantang sistem yang ada. Apakah pemimpin baru China cenderung agresif realis. Apakah mereka memiliki keyakinan revisionis. Referensi ini tidak hanya dilihat dari segi kekuatan China saja, akan tetapi situasi eksternal dan ancaman yang dirasakan melalui pemimpin China, persepsi dan kepercayaan mereka, akan mencerminkan budaya strategis mereka. Berakhirnya perang dingin juga menandakan perubahan tampuk kepemimpinan China dari Deng Xiaoping yang digantikan oleh Jiang Zemin. Pemimpin baru China harus menyadari perubahan sistemik yang didasari oleh disintegrasi Uni Soviet yang membawa perubahan signifikan dalam lingkungan keamanan China. Setelah bereformasi selama puluhan tahun dan membuka diri, situasi domestik China juga ikut berubah. Konsep Keamanan Baru (New Security Concept/NSC) telah memberikan kontribusi bagi pemimpin China untuk membentuk strategi keamanan baru. Pada akhir kepemimpinan Deng, China telah mulai melonggarkan hubungan dengan Amerika Serikat dan menganjurkan sebuah kebijakan yang independen dan menekankan pada perdamaian, titik sentral kebijakan tersebut bersifat reaktif dan pasif, tujuan kebijakan tersebut tidak lain untuk menghindari keterlibatan dalam perang atau konflik. Dibandingkan dengan pendekatan non-alignment, NSC menekankan dialog, dan konsultasi secara aktif mencegah perang dan konflik melalui (confidence - building measures) CBMs.

18 November 2011

Asia-Pasifik masa depan dunia

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya di hadapan Parlemen Australia di Canberra menyatakan kawasan Asia-Pasifik akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan dunia.
Obama mengatakan berdasarkan luas wilayah, sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi maka peran negara-negara Asia-Pasifik secara global akan semakin penting.
"Asia akan menentukan apakah masa depan dunia akan diwarnai dengan konflik atau kerja sama, penderitaan atau perkembangan manusia," ujar Obama.
"Sebagai salah satu negara Pasifik, Amerika Serikat akan memainkan peran besar dan jangka panjang dalam membentuk kawasan ini dan masa depannya dengan mempertahankan prinsip-prinsip dasar dan kerjasama dengan sahabat dan sekutu kami," tambah Obama.
Obama menambahkan sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia AS ingin tetap mempertahankan dan memperkuat kehadiran serta perannya dalam mengembangkan kawasan ini.
"Jangan pernah ada keraguan lagi, di abad ke-21 ini di Asia-Pasifik, Amerika Serikat akan ada di dalamnya," tegasnya.

Advanced Hypersonic Weapon

On 17 November 2011, the US Army Space and Missile Defense Command/Army Forces Strategic Command conducted the first test flight of the Advanced Hypersonic Weapon (AHW) concept. At 6:30 a.m. EST (1:30 a.m. Hawaii-Aleutian Time) the test vehicle was launched from the Pacific Missile Range Facility, Kauai, Hawaii to the Reagan Test Site, US Army Kwajalein Atoll. The objective of the test was to collect data on hypersonic boost-glide technologies and test range performance for long-range atmospheric flight. Mission emphasis was on aerodynamics; navigation, guidance, and control; and thermal protection technologies.

During the 17 November 2011 test, a 3-stage booster system launched the AHW glide vehicle and successfully deployed it on the desired flight trajectory. The vehicle flew a non-ballistic glide trajectory at hypersonic speed to the planned impact location at the Reagan Test Site. Space, air, sea, and ground platforms collected vehicle performance data during all phases of flight. The data collected was to be used by the Department of Defense to model and develop future hypersonic boost-glide capabilities.

AS berkepentingan atas minyak laut Timor

Pengamat hukum internasional dari Universitas Nusa Cendana Kupang DW Tadeus SH.MHum mengatakan Amerika Serikat memiliki kepentingan yang besar atas minyak di Laut Timor, sehingga memandang penting untuk membangun pangkalan militernya di Darwin, Australia Utara.
"Selain untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di kawasan ASEAN, Amerika Serikat juga berkepentingan atas cadangan minyak di Laut Timor untuk kebutuhan dunia di masa datang setelah masih gagal menaklukkan negara-negara minyak di kawasan Timur Tengah," kata Tadeus.
Tadeus yang tengah menyelesaikan studi doktornya di Universitas Padjajaran Bandung mengemukakan pandangannya tersebut terkait rencana AS untuk membangung pangkalan militer di Darwin, Australia Utara pada 2012.

16 November 2011

Next Generation of Undersea Weapons

Undersea warfare has changed considerably since Admiral Farragut gave his famous battle order over a century ago. Human ingenuity and advancements in technology have taken underwater weapons from floating mines and spar torpedoes to the fast-moving, self-guided, homing torpedoes we have in the fleet today. From submarine warfare to warship design and tactics development, the modern torpedo is one of the fundamental drivers of 20th century naval warfare. Its ability to sink ships and submarines with one shot is always in the mind of naval commanders. For the U.S. Navy, the modern torpedo enables submarines to defeat surface and undersea threats and gives surface ships and aircraft the means to reach beneath the surface and attack submarines.
Building a Better Torpedo

The MK48 Advanced Capability (ADCAP) Heavyweight Torpedo, along with the MK46 Mod 5 and the MK50 Lightweight Torpedoes, are currently the workhorses of the fleet. The heavyweight torpedo is the submarine's key multi-mission underwater weapon, capable of performing both anti-submarine and anti-surface roles. The MK48 Mod 5, with its improved guidance system, and the MK48 Mod 6 with low-noise propulsion, provide the fleet with torpedoes whose performance is unmatched in deep-water scenarios. The lightweight torpedo gives surface ships, airplanes, and helicopters the means to destroy threat submarines. The MK54 Lightweight Torpedo will bring considerably improved shallow water capabilities to the fleet in 2003.

15 November 2011

6.000 Lebih Prajurit Marinir Ikuti Defile HUT Ke 66 Korps Marinir

Surabaya| Sekitar 6.557 prajurit Marinir, Selasa (15/11/2011) dijadwalkan mengikuti upacara, parade dan defile peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 66 tahun Korps Marinir, yang akan dilaksanakan dilapangan tembak FX. Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya.

Bertindak selaku Komandan Upacara adalah: Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasmar-1. Dan sesuai arahan, upacara akan diikuti sejumlah satuan dan divisi diantaranya 2 divisi upacara, 1 Brigade BS, Kadet AAL, kelompok bendera perang dan lambang-lambang satuan, kompi pasukan khusus, Korsik dan Tim Demo, serta mengeluarkan Material tempur Korps Marinir.

Diantaranya, adalah: 14 Tank BMP 3F, 24 Tank PT 76, 7 LVT 7, 20 BTR 50 P (M), 4 AMX 10P, 4 Kapa 61, 4 Kapa PTS, 8 BVP-2, 8 How 105, 8 How 122, 6 RM 70 Grad, 6 Sea Reader, 12 Truck Liaz, 2 Ran Ovleger, 2 Ranbeng, 4 Ran Durlap, 8 Truck Reo, 2 Ran Komob, 2 Ambulance, 2 Patwal Provos, 2 Motor Patwal dan 10 Kia.

14 November 2011

Tradisi Korps Rohnya Jatidiri Prajurit

Kebesaran, kekuatan, militansi dan  kebanggan (esprit de corps) suatu satuan/korps militer terlahir dan dibangun dengan dilandasi oleh tradisi satuan/korps yang kuat. Dengan kata lain, tradisi kops merupakan rohnya karakter prajurit yang mengawaki satuan tersebut. Upaya membangun nilai-nilai tradisi korps merupakan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan hitungan matematis. Akan tetapi upaya tersebut akan terrefleksi dari implementasi pencapaian keberhasilan tugas pokok pada setiap palagan dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Berapun cost yang dikeluarkan untuk membangun suatu tradisi korps, maka tidak akan sebanding dengan nilai-nilai kebanggaan dan kehormatan yang terpatri pada setiap diri prajurit disatuan tersebut. Era dan jaman boleh berganti, namun nilai-nilai tradisi korps harus senantiasa menjadi pondasi jati diri setiap prajurit sampai kapanpun dan dimanapun berada.

09 November 2011

66 Tahun Korps Marinir


Dirgahayu ke-66 Korps Marinir 15 November 2011
Korps Marinir terlahir dari heroitisme dan patriotisme pemuda kala itu yang menginginkan terjungkalnya superior penjajahan kolonialisme dari muka bumi tanah air indonesia. Rekam jejak sejarah perjalanan pengabdian Korps baret  unggu sudah dimulai sejak berkecamuknya perang kemerdekaan, bersama-sama dengan rakyat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah kolonial yang pada akhirnya melahirkan kemerdekaan bangsa Indonesia  pada tanggal 17 Agustus 1945. Momentum yang menjadi tonggak kembalinya kebesaran bangsa indonesia  tersebut telah membangkitkan semangat dan jiwa bahari bangsa rakyat Indonesia. Para guru, pelajar sekolah pelayaran, karyawan jawatan pelayaran, mantan pasukan angkatan laut Belanda (Koninklijke Marine), Heiho laut (Kaigun Heiho), para nelayan dan rakyat pada tanggal 10 September 1945 mendirikan Badan Keamanan Rakyat(BKR) laut. Selanjutnya BKR laut berturut-turut berubah menjadi menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut, Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) Laut, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dan terakhir menjadi Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL) hingga sekarang.

KESATUAN MARINIR DUNIA

Saat ini terdapat kurang lebih 40 negara yang mempunyai kesatuan Marinir. Pada umumnya kesatuan-kesatuan Marinir tersebut merupakan bagian integral di bawah organisasi Angkatan Laut masing-masing Negara, kecuali dibeberapa Negara seperti :

  • Amerika Serikat (AS) : Korp Marinir AS (United States Marine Corps/USMC) tidak berada di bawah Angkatan Laut AS (US Navy) tetapi bersama Angkatan Laut AS merupakan kekuatan Angkatan Laut US (US Naval Forces) yang berada di bawah Departemen Angkatan Laut (Departement of the Navy).


  • Perancis : Terdapat dua kesatuan Marinir di Perancis, yang pertama di bawah Angkatan Darat dengan nama Troupes de Marine yang kedua di bawah Angkatan Laut dengan nama Fusiliers Marins.


  • Tugas dari kesatuan-kesatuan Marinir ini sangat beragam, meliputi pendaratan amfibi (amphibious landing) yang merupakan fungsi hakiki, pertahanan pantai (coastal defense), pertahanan
    pangkalan (base defense), tugas-tugas di atas kapal perang, pasukan keamanan kedutaan/Istana Presiden, raid amfibi, operasi bawah air, tugas-tugas komando, anti teroris (counter terrorism), perlindungan dan keamanan obyek-obyek vital dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan Marinir yang terbentuk dari abad XVI sampai dengan XX ini masing-masing berkembang sedemikian rupa sehingga mempunyai ciri kemampuan yang berbeda dalam melaksanakan tugas. Namun pada umumnya satuan-satuan Marinir tersebut tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai pasukan pendarat amfibi karena pendaratan amfibi ini merupakan hakekat keberadaannya (raison d’etre).

    07 November 2011

    REGIONAL SEA POWER

    Kekuatan Angkatan Laut kawasan regional, khususnya negara tetangga semakin maju dengan datangnya berbagai peralatan dan senjata yang lebih modern. Mengingat semakin meningkatnya kekuatan angkatan laut negara-negara tetangga tersebut, maka perlu adanya perimbangan kekuatan (Balance of Power) TNI/TNI Angkatan Laut, sehingga mampu memberikan dampak penangkalan (deterrent). Beberapa contoh kekuatan negara tetangga antara lain :

    1) Australia. Memiliki 6 kapal selam Collins Class dengan persenjataan rudal Sub Surface to Surface Missile Sub-Harpoon, Torpedo dan ranjau. Australia juga diperkuat dengan kapal-kapal perang permukaan, heli maupun pesawat udara yang memperkuat jajaran Armadanya seperti : Frigate kelas Anzac Class yang dilengkapi heli AKS Kaman Sea Sprite dan pesawat patroli maritim P-3C Orion yang memiliki kemampuan peperangan Anti Kapal Permukaan (AKPA) maupun Anti Kapal Selam (AKS). Australia sudah memproduksi Air Warfare Destroyer guna menggantikan beberapa kapal-kapal perangnya yang dianggap telah tua. Pangkalan Utama Angkatan Laut Australia yang terbesar adalah yang berada di Australia Barat, yaitu Fleet Base West HMS Stirling di Fremantle, Perth, dimana merupakan pangkalan kapal selam dan sebagian frigate kelas Anzac. Pangkalan kapal-kapal patroli dan kapal bantunya berada di Utara yaitu HMS Coonawarra di Darwin, sebagian kapal fregat, kapal ranjau dan kapal bantu berpangkalan di Fleet Base East Garden Island Sydney.

    2) Cina. Perkembangan ekonomi yang pesat telah mengubah Cina sebagai Negara yang dulunya sangat tertutup menjadi outward looking. Cina membutuhkan kekuatan Angkatan Laut yang handal untuk menjamin keamanan sea lines of communication (SLOCs) terkait dengan keamanan energi, jalur ekspor impor serta pengamanan investasi Cina di luar negeri. Cina memiliki Angkatan Laut yang sangat kuat terdiri dari 73 kapal selam berbagai jenis dan kelas termasuk kapal selam serang (SSN) dan berpeluru kendali balistik (SSBN) bertenaga nuklir, lebih dari 25 kapal perusak (destroyer), lebih dari 45 fregat, dan lebih dari 150 buah kapal cepat yang membawa Rudal atau senjata, dan jenis kapal lainnya. Cina juga mulai mengoperasikan kapal induk (eks kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov) dan mengembangkan kekuatan Angkatan Lautnya menjadi Blue Water Navy.

    3) India. Angkatan Laut India memiliki 4 kapal selam kelas 209/1500, 10 buah kapal selam kelas Kilo (Project 877 EKM), 2 kapal induk (bekas kapal induk Inggris), beberapa Destroyer, Frigate dan Corvette buatan Rusia, Inggris maupun buatan dalam negeri. Saat ini AL India telah memesan 6 buah kapal selam kelas Scorpene dari Perancis yang persenjataan dan sensornya jauh lebih modern serta 6 buah kapal selam kelas Amur. Kedua jenis kapal selam tersebut akan siap pada tahun 2012 menggantikan kapal selam kelas Kilo yang semuanya akan di-dispose. Selain itu AL India juga akan mengganti kapal induknya dengan kapal induk buatan Rusia (eks kapal induk kelas Admiral Gorshkov) dan buatan dalam negeri kelas Vikramaditya. Pangkalan Angkatan Laut India yang Utama berada di Mumbai dan Vishakapatnam, sedangkan yang terdekat dengan wilayah Indonesia adalah di Kepulauan Andaman dan Nicobar.

    4) Malaysia. Negara jiran ini mengoperasikan 2 kapal selam Scorpene dan 1 kapal selam latih Agosta 70 Class dari Perancis yang mampu membawa rudal Sub Surface to Surface Missile (Exocet SM-39), torpedo dan ranjau. Kapal-kapal perang lain yang dimiliki adalah Frigate kelas Lekiu yang dilengkapi heli Super Lynx, Corvette kelas Laksamana dan Meko 100 yang menjadi project korvet nasional kelas Kedah. Pangkalan AL Malaysia yang utama adalah berada di Lumut Semenanjung Malaysia dan di Teluk Sepanggar Kinabalu Malaysia Timur yang akan menjadi pangkalan kapal selam Malaysia. Sedangkan pangkalan AL Malaysia yang berdekatan dengan Laut Sulawesi maupun zona Ambalat adalah Tawao dan Simpurna yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai pangkalan aju unsur-unsur laut dan udaranya.

    5) Singapura. Negara pulau ini memiliki AL yang kuat dan modern untuk melindungi kepentingan nasionalnya sebagai salah satu negara maritim Asia. AL Singapura memiliki 4 kapal selam kelas Challenger (eks kelas Sjoormen, Swedia), beberapa Frigate kelas Formidable (modifikasi dari frigate kelas Lafayette dengan teknologi stealth), Missile Corvette Vessel, Missile Gun Boat dan beberapa kapal patroli AKS yang umumnya dibuat di dalam negeri. AL Singapura saat ini juga telah memesan 2 kapal selam kelas Vastegotland dari Swedia dengan teknologi yang lebih modern. Pangkalan Angkatan Laut terpusat di Changi Naval Base sebagai pangkalan kapal selam, Frigate, Missile Gun Boat dan kapal-kapal Bantu serta Tuas Naval Base sebagai pangkalan kapal-kapal corvette dan kapal-kapal patroli.*** (Admin)

    Indonesia Harus Mampu Bangun Kapal Perang dan Sipil

    [SURABAYA] Indonesia sudah saatnya membangun kapal sendiri baik untuk kapal perang maupun kapal sipil. "PT PAL Indonesia mampu untuk bangun kapal sendiri," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum, PT PAL Indonesia, Soewoko Kartanegara, kepada rombongan wartawan dari Kementerian Pertahanan di Surabaya, Rabu (2/11). Menurut Soewoko, sampai saat ini sebanyak 70 persen komponen kapal yang dibuat PT PAL Indonesia diimpor. "Memang disayangkan negara maritim kok tapi sepertinya perusahaan kapal-nya tak didukung," kata dia. Soewoko mengharapkan, ke depan semua kebutuhan kapal dalam negeri baik kapal perang maupun kapal niaga (sipil) dibuat di PT PAL Indonesia.

    04 November 2011

    KASAL : INDONESIA HARUS JAMIN KEAMANAN PERAIRANNYA

    Sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang terbesar di dunia, Indonesia harus dapat menjamin terselenggaranya keamanan di laut bagi setiap kapal yang menggunakan perairan nasional Indonesia. Selaku penegak hukum dan kedaulatan negara di laut, TNI Angkatan Laut dituntut untuk dapat memainkan perannya serta mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unsur penegak kedaulatan negara dan hukum di laut, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI dan terwujudnya jaminan keamanan di laut.      

    Hal itu dikemukakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno saat memberikan amanat di hadapan 150 perwira siswa pada upacara penutupan Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando (Dikreg Seskoal) Angkatan ke-49 tahun 2011, Jumat (4/11) di gedung Yos Sudarso, Seskoal, Cipulir Jakarta Selatan.

    03 November 2011

    Pertahanan Pangkalan (Naval Base Defence)

    Bagi angkatan laut, pangkalan (naval base) merupakan pilar  dan urat nadi yang harus, dilindungi, diamankan dan dipertahankan dari berbagai bentuk gangguan, ancaman dan serangan musuh. Tanpa dukungan pangkalan yang memadai, maka kapal perang tidak akan mampu berbuat banyak dan akan mengalami kesulitan mengemban tugas secara optimal sebagaimana fungsi asasinya. Meskipun dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kapal perang sudah mampu dan berhasil diciptakan untuk dapat beroperasi dalam jangka waktu yang cukup lama.

    01 November 2011

    China says launch of Shenzhou VIII successful

    A modified model of the Long March CZ-2F rocket carrying the unmanned spacecraft Shenzhou VIII blasts off from the launch pad at the Jiuquan Satellite Launch Center in northwest China's Gansu Province, Nov. 1, 2011.
    .Commander-in-chief of China's manned space program Chang Wanquan announced early Tuesday that the launch of Shenzhou-8 unmanned spacecraft is successful. The spacecraft was successfully sent into the designated orbit after the blastoff at 5:58 am at the Jiuquan Satellite Launch Center in northwestern desert area, carried by an upgraded Long March-2F rocket. It is heading to rendezvous with the Tiangong-1, or "Heavenly Palace-1" that was put into space on September 29 for the country's first space docking. The docking, if successful, will pave the way for China to operate a permanent space station around 2020, and make the nation the world's third to do so.