JAKARTA (Suara Karya): TNI melalui Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL), tertantang mengembangkan kecanggihan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam rangka menyempurnakan ketrampilan operasi.
Upaya pengembangan ini seiring tantangan ancaman. Pada akhir pekan lalu, TNI AL mengadakan uji coba prototipe Landing Craft Unit (LCU) dengan mesin pendorong water jet dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Teluk Jakarta. Uji coba water jet produksi lokal ini sekaligus penyempurnaan kemampuan kapal. "Jika sebelumnya LCU biasa menggunakan Fixed Picth Propeller (FPP), LCU dengan mesin pendorong water jet ini memiliki kelebihan," ujarnya.
Di antaranya, mampu manuver/berputar dalam satu sumbu rotasi, akselerasi lebih cepat, olah gerak sangat baik, berbahan aluminium, mampu beroperasi di perairan dangkal, memiliki kecepatan kosong hingga 40 knot, tidak bising dan minim getaran, serta memiliki alat navigasi yang dapat dioperasikan di malam hari.
"Dengan kapasitas muatan 100 orang personel/1 buah unit truk RM -70 (beban hingga 26 ton)," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno ketika menyaksikan uji coba kapal itu. Secara terpisah, Komandan Lanud (Danlanud) Sulaiman, Kolonel (Pnb) Elianto Susetio mengatakan, borientasi pada misi dan persenjataan modern yang dimiliki TNI AU, maka kemampuan dan ketrampilan personel yang menangani alutsista setiap saat dapat mengimbangi teknologi modern.
SUMBER : SUARAKARYA
Upaya pengembangan ini seiring tantangan ancaman. Pada akhir pekan lalu, TNI AL mengadakan uji coba prototipe Landing Craft Unit (LCU) dengan mesin pendorong water jet dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Teluk Jakarta. Uji coba water jet produksi lokal ini sekaligus penyempurnaan kemampuan kapal. "Jika sebelumnya LCU biasa menggunakan Fixed Picth Propeller (FPP), LCU dengan mesin pendorong water jet ini memiliki kelebihan," ujarnya.
Di antaranya, mampu manuver/berputar dalam satu sumbu rotasi, akselerasi lebih cepat, olah gerak sangat baik, berbahan aluminium, mampu beroperasi di perairan dangkal, memiliki kecepatan kosong hingga 40 knot, tidak bising dan minim getaran, serta memiliki alat navigasi yang dapat dioperasikan di malam hari.
"Dengan kapasitas muatan 100 orang personel/1 buah unit truk RM -70 (beban hingga 26 ton)," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno ketika menyaksikan uji coba kapal itu. Secara terpisah, Komandan Lanud (Danlanud) Sulaiman, Kolonel (Pnb) Elianto Susetio mengatakan, borientasi pada misi dan persenjataan modern yang dimiliki TNI AU, maka kemampuan dan ketrampilan personel yang menangani alutsista setiap saat dapat mengimbangi teknologi modern.
SUMBER : SUARAKARYA
Maju terus produksi dalam negeri
ReplyDeletewelcome to Blogger community....
ReplyDelete