WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG .....WELCOME TO MY BLOG....."

30 December 2011

Kapolri, Kasad dan Kasau Jadi Warga Kehormatan Korps Baret Ungu.

 “ Mariniiiiir….. ! “. Berulang-ulang dan begitu lantang penuh bangga, suara  Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, dan Kasau Marsekal TNI  Imam Sufaat, S.IP,  sesaat setelah menerima penyematan baret ungu dan brevet Tri Media, pada upacara pengukuhan sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, terhadap ketiga Pati berbintang empat tersebut, dalam sebuah upacara militer di lapangan Mangga Dua, Pusat Latihan Tempur Marinir, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (29/12).

 Para prajurit Korps Marinir pun segera menyambutnya dengan penuh semangat, “Auuuah, Auuuah, Auuah Yes…!”, demikian yel-yel khas Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

20 December 2011

Jaminan Keamanan Laut Akselerator Perekonomian Nasional

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia (The largest archipelagic state in the world) dengan wilayah yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil sebanyak 17.499 pulau, luas wilayah perairan  5.877.879 km, panjang garis pantai lebih dari 80.570 km,  luas wilayah daratan 2.012.402 km. Secara geografis perairan Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam hubungan internasional karena merupakan penghubung antara dua samudera besar, Pasifik dan Hindia, sehingga menempatkan Indonesia dalam posisi silang dunia yang digunakan sebagai jalur SLOC (Sea Lines of Communication) dan SLOT (Sea Lines of Oil Trade) serta menjadi salah satu wilayah paling strategis di kawasan Asia Pasifik selaku pusat pertumbuhan ekonomi (center growth economic). Selain itu, tercatat 72 persen pedagangan dunia dan lebih dari 50 ribu kapal serta hampir seperlima perdagangan laut dunia pertahun melintasi wilayah yurisdiksi nasional yang sebagian besar mengangkut minyak untuk tujuan utama ke Jepang dan China.

17 December 2011

Nilai Strategis si "Hitam"

Tidak dapat disangkal bahwa kapal selam (Submarine) merupakan mesin perang strategis (strategic force) paling menakutkan yang memiliki nilai deterrent yang paling besar dari antara semua alat perang lainnya. Bahkan, destroyer dengan sonar yang tercanggih sekalipun sangat sulit untuk mendeteksi keberadaan si "Hitam".

Keuntungan lain dari kepemilikan kapal selam bagi sistem pertahanan negeri tercinta ini akan membawa Indonesia sebagai aktor kekuatan laut berpengaruh di kawasan. Selain itu, kekuatan Angkatan Laut Indonesia yang dilengkapi dengan armada kapal selam akan menimbulkan "kengerian" bagi negara lain dan aktor-aktor keamanan internasional lainnya untuk coba-coba "melirik dan mengusik" eksistensi teritori RI.

16 December 2011

Indonesia segera miliki tiga kapal selam baru

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan Indonesia segera memiliki tiga kapal selam baru untuk melengkapi armada tempurnya. "Rancangan kontrak tiga kapal selam itu sudah selesai, dan kemungkinan ditandatangani pertengahan bulan," katanya, usai menghadiri Rapat Paripurna TNI Manunggal Masuk Desa 2011 yang dipimpin Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan dengan kehadiran tiga kapal selam baru itu, daya tempur dan daya tangkal TNI Angkatan Laut semakin kuat. "Kita mengharapkan kita dapat memiliki enam kapal selam. Itu idealnya, jadi dengan enam kapal selam itu dapat diatur berapa yang berlayar, berapa yang siaga dan berapa yang menjalani pemeliharaan," katanya. Soeparno mengemukakan kebutuhan kapal selam untuk memperkuat daya tempur di laut sangat diperlukan karena kapal selam merupakan alat utama sistem senjata strategis.

14 December 2011

KRI DAN KAPAL PERANG ASING SEMARAKKAN HARI NUSANTARA DI DUMAI

Sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan kapal perang negara tetangga turut ambil bagian dalam menyemarakkan upacara Hari Nusantara (Harnus) tahun 2011 yang dipimpin Wakil Presiden RI Boediono, selaku Inspektur Upacara, di Pelabuhan Agro Bisnis, Dumai, Provinsi Riau, Selasa (13/12).

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno memimpin acara sailing pass yang menyedot perhatian ribuan masyarakat kota Dumai dan sekitar yang ingin menyaksikan dari dekat kehandalan kapal-kapal perang tersebut, sesaat setelah pelaksanaan upacara Harnus yang dipimpin Wapres RI.

Berbagai jenis kapal perang yang diawaki para prajurit Angkatan Laut itu  antara lain: KRI Makassar bernomor lambung 590 dari jenis kapal bantuan angkut personel, KRI  Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dari jenis Landing Plat Form Dock (LPD), KRI Silas Papare-386 dan KRI Sutanto-877 (perusak kawal), KRI Barakuda-814, KRI Todak-631, dan KRI Clurit-641 (Fast Patrol Boat), KRI Pulau Rengat-711 (penyapu ranjau), KRI Krait-827 dan KRI Sibarau bernomor lambung 847 (jenis patroli cepat), dll.

10 December 2011

SERBUAN AMFIBI DAN LINUD "WARNAI' LATGAB TNI DI DUMAI

Rangkaian Puncak Peringatan Hari Nusantara Tahun 2011 yang dilaksanakan di Kota Dumai, Provinsi Riau diwarnai dengan kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Batalyon. Kegiatan Latgab TNI yang dilaksanakan mulai tanggal 2 sampai dengan 14 Desember 2011 ini ditinjau oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Sabtu Pagi (10/12) di Bandara  Pinang Kampai, Kota Dumai.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI  didampingi Kasau Marsekal TNI  Imam Sufaat, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus dan sejumlah pejabat Mabes TNI dan Mabes Angkatan meninjau secara langsung kegiatan Operasi Amfibi (Opsfib) adn Operasi Lintas Udara (Linud).

Pelaksanaan Operasi Amfibi pada Latihan Gabungan (Latgab) di Dumai kali ini melibatkan dua matra yaitu Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Adapun Alat Utama Sistim Senjata (Alutsista) yang dikerahkan antara lain KRI Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877, KRI Silaspapare 386 serta 1 Batalyon Tim Pendarat (BTP) Yonif-3 Marinir lengkap dengan material tempur dan kendaraan tempur amfibinya.

Kasum TNI Tinjau Latgab TNI Tingkat Batalyon di Dumai

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letnan Jenderal TNI J. Suryo Prabowo meninjau Latihan Gabungan TNI Tingkat Batalyon Tahun 2011 di Dumai Riau, Jumat (9/12). Dalam kunjungan tersebut, Kasum TNI didampingi oleh Kepala Staf Kostrad, Komandan Korps Marinir dan Komandan Korps Paskhas meninjau Posko Latgab TNI serta tempat Pendaratan Amfibi di Pantai Mundam.

LatgabTNI Tingkat Batalyon merupakan penjabaran dari arahan Presiden RI pada saat memberikan pengarahan kepada para petinggi TNI-Polri, di Akademi Militer Magelang bulan Juli lalu. Latihan Gabungan ini bertujuan untuk meningkatkan dan menguji kemampuan dalam mekanisme setiap kegiatan operasi gabungan yang dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Sementara, sasaran yang ingin dicapai adalah selain untuk meningkatkan kemampuan perorangan maupun satuan dan kesiapan satuan TNI,juga untuk terwujudnya koordinasi dan kerjasama antar matra,sehingga kesiapan operasional satuan TNI terjaga.

2 KRI HIBAH NEGARA BRUNAI DARUSSALAM PERKUAT KOARMATIM

Perairan Indonesia ditinjau dari kondisi geografis dan perkembangan lingkungan dewasa ini kawasan perairan Indonesia memiliki nilai strategik yang sangat penting, khususnya sebagai jalur perdagangan dan perekonomian dunia. Demikian antara lain dikatakan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi, SE. dalam amanat tertulisnya, saat memimpin upacara penerimaan KRI Salawaku -842 dan KRI Badau-841,  di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Jumat (9/12).

Menurut Pangarmatim, nilai strategis tersebut membawa konsekuensi timbulnya berbagai kerawanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan baik dan disiapkan upaya penanggulangannya secara tepat dan cepat. “Dengan kehadiran ke dua KRI ini akan memperkuat Koarmatim dalam penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yuridiksi nasional, khususnya yang menjadi tanggung jawab Koarmatim,”tegas Pangarmatim.

Dua KRI tersebut merupakan kapal perang hibah dari Pemerintah Brunei Darussalam, yang sebelumnya masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat. KRI Salawaku – 642 dibuat di galangan Vosper Pty. Ltd. ,Singapura pada tanggal 3 Oktober 1978 dan diliuncurkan pada tanggal 16 Maret 2979 dengan Nama Kapal KDB Waspada P 02. Oleh pemerintah Brunei  dihibahkan kepada TNI AL pada tanggal 15 April 2011 serta diresmikan menjadi KRI Salawaku-642 di Jakarta. Kemudian resmi masuk jajaran TNI AL yang diterima oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI Eris Herriyanto, MA. di Dermaga Muara Naval Base Brunei.

07 December 2011

PESAN DAN MOMENTUM DIBALIK PERINGATAN HARI NUSANTARA 2011

Nusantara merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kepulauan (Archipelago Teritory) yang membentang dari Sabang di Sumatera sampai dengan Marauke di Papua. Terminologi kata Nusantara pertama kali dijumpai pada pertengahan abad ke -19 hingga ke-16 dalam literatur bahasa Jawa untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut “Majapahit”. Setelah sempat tenggelam, pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka kelanjutan dari Hindia-Belanda yang tak kunjung terwujud. Ketika penggunaan nama "Indonesia" disetujui untuk dipakai, maka kata Nusantara tetap digunakan sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia hingga sekarang. Penggunaan kata Nusantara dikandung maksud bahwa lautan yang mengitari wilayah daratan negara Indonesia merupakan wahana pemersatu antar pulau-pulau yang menjadi territory Indonesia.

Hari Nusantara dicanangkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 13 Desember 1999. Penetapan hari ini dipertegas dengan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2001, sehingga tanggal 13 Desember resmi menjadi hari perayaan nasional.

Sejarah Hari Nusantara dilandasi adanya Deklarasi Djuanda yang dicetuskan oleh Djuanda Kartawidjaja (Perdana Menteri Indonesia pada saat itu ) pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini merupakan penegasan kepada dunia bahwa laut Indonesia (termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia) menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State), sehingga laut-laut antar pulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas.

05 December 2011

Ulang Tahun Armada RI

KSAL Laksamana TNI Soeparno (tengah) didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi (kiri) dan Pangarmabar Laksda TNI Didit Herdiawan memberi penghormatan kepada defile pasukan pada peringatan Hari Armada di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Jatim (5/12). Dalam peringatan tersebut, TNI AL melakukan pembinaan dan profesionalisme prajurit secara terus-menerus, meskipun alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dimiliki banyak yang telah berusia tua dan teknologinya tertinggal, tetapi tugas pengamanan wilayah NKRI tetap harus dikedepankan. 5 Desember 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan bahwa tugas TNI AL untuk menegakkan kedaulatan negara di wilayah laut belum sepenuhnya optimal karena terkendala alat utama sistem persenjatan atau alutsista.

Saat memberikan amanat pada upacara peringatan Hari Armada di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin, Soeparno mengakui banyak kapal-kapal perang milik TNI AL yang usianya sudah tua dan tertinggal dari sisi teknologi maupun persenjataan. "Komposisi alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) saat ini masih belum sepenuhnya mampu untuk melaksanakan tugas penegakan kedaulatan negara di laut," katanya.

Padahal, lanjut KSAL, tantangan tugas Armada RI selalu berkembang, baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang. Menurut ia, diperlukan proses pembinaan dan pembangunan kemampuan serta kekuatan Armada RI untuk menjawab tantangan tersebut, yang meliputi tiga pilar yakni kesiapan alutsista, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit serta keluarganya. "TNI AL terus berupaya membangun dan mengembangkan kekuatan dengan mengacu pada pembangunan kekuatan pokok minimum, `zero growth` dan `right sizing`," papar KSAL.

Laksamana Soeparno menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan berbagai macam alutsista untuk memperkuat jajaran Armada RI. "Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai rencana strategis yang telah disusun, seperti penambahan kapal perang, kapal selam, persenjataan dan lain-lain," ujatnya. Terkait rencana pemekaran wilayah Armada RI, KSAL mengatakan bahwa program itu sudah memasuki tahap akhir dan segera direalisasikan.

Komando Armada RI yang saat ini terbagi dua wilayah barat (Jakarta) dan timur (Surabaya), nantinya dimekarkan menjadi tiga wilayah, yakni barat dengan pusat tetap di Jakarta, kemudian wilayah tengah berpusat di Palu (Sulawesi Tengah) dan timur di Sorong. "Sedangkan Surabaya yang sebelumnya pusat Armada wilayah timur akan menjadi komando dari ketiga wilayah tersebut. Rencana pemekaran ini sudah diagendakan sejak lama untuk memaksimalkan tugas pengamanan kedaulatan RI," kata Soeparno.

Upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, seperti Laksamana (Purn) Soedomo, Bernard Kent Sondakh, Arief Koesharyadi, dan Tedjo Edhy Purdijatno. Acara juga dimeriahkan drama teatrikal "Sumpah Palapa" soal kepemimpinan Patih Gajahmada, atraksi ketangkasan dan kehandalan prajurit matra laut, terjung payung, dan defile pasukan.
Sumber : Antara

04 December 2011

Prajurit Marinir Juara I Lomba Menembak HUT Armada RI

Menyambut HUT Armada RI yang ke 66 Armatim mengadakan lomba menembak antar Perwira yang melombakan berbagai nomor kategori di Armatim Ujung Surabaya.

Atlet-atlet menembak Pasmar-1 yang terdiri dari Lettu Marinir Setyawan dan Lettu Marinir Yudi Gupala yang bertanding dalam kategori tembak reaksi berhasil menjadi yang terbaik dengan merebut juara 1 dan juara 2.

Panglima Komando RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi,SE menyerahkan secara langsung piala kepada kdua atlet Pasmar-1 tersebut di ruang Indoor Sport Armatim Ujung Surabaya.

Pada lomba menembak ini juga di pertandingkan beberapa kategori seperti menembak kelas Exsekutif kelompak Pati dan Pamen yang diikuti para petingi TNI di wilayah Surabaya. Untuk kategori Exekutif kelompok Pati Laksma TNI Dodik wahyudi menjadi yang terbaik setelah berhasil mengunguli Brigjen TNI (Mar) Tomy Basari Natanegara dan Brigjen TNI (Mar) Chaidir yang harus puas menjadi juara dua dan tiga.


01 December 2011

Militer China Kawan atau Lawan

"Kapal induk ialah alat imperialisme. Mereka seperti bebek yang tengah menunggu dibedil. China tidak akan pernah membangun satu pun kapal induk."

Ucapan itu terlontar dari seorang pejabat senior China di hadapan tamu-tamu asing pada 1971. Kala itu, China masih miskin, terisolasi hingga mendapat julukan 'Negeri Tirai Bambu' dan diperintah oleh sang ketua Mao (Ze Dong) dengan doktrin-doktrin militernya.

Militer masih belum menjadi titik perhatian para pemimpin negeri itu. Bahkan dalam program empat modernisasi yang diluncurkan pada 1970, modernisasi pertahanan berada di urutan terakhir. Industri, pertanian, serta ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dipentingkan.

Namun kini, seiring dengan perkembangan kawasan dan kekuatan ekonomi mereka, pemimpin China tidak lagi memandang militer sebelah mata. China telah merombak habis-habisan konsep militer mereka sesuai dengan tuntutan zaman. Bahkan bisa dibilang konsep militer China saat ini telah memicu kecemasan negara-negara sekitar, terutama negara-negara yang selama ini berseberangan dengannya. Kapal induk yang dulu diharamkan kini telah mereka miliki. Belum lama ini, China meluncurkan kapal induk eks Rusia yang kemampuannya telah mereka tingkatkan. Kapal sepanjang 300 meter itu mampu membawa 17 pesawat tempur sekelas Sukhoi Su-33 dan Su-25 serta 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. China juga telah membangun industri pesawat tempur.

Dibalik Hibah 24 Pesawat F-16

Setelah lebih dari 20 tahun tidak melakukan modernisasi atas alutsista (alat utama sistem persenjataan), diawali dari tahun anggaran beerjalan 2011, Pemerintah memberikan perhatian yang cukup terhadap pembangunan kekuatan pertahanan dengan mengalokasikan dana alutsista sebesar  Rp90 trilliun dalam APBN 2012 .

Pengaloksian anggaran untuk penggadaan dan pemeliharaan Alutsista yang mencapai angka Rp90 trilliun tersebut dapat dikatakan cukup fantastis. Hal ini dikarenakan untuk APBN 2012 berjumlah sekitar Rp1.400 triliun. Artinya, anggaran untuk pertahanan dialokasikan lebih dari 15% dari total APBN. Pengalokasian seperti ini benar-benar sebuah terobosan.

Setelah sekian lama anggaran untuk pertahanan berada pada posisi non-skala prioritas, baru pertama kalinya Indonesia membuat anggaran pertahanan yang cukup besar bahkan melebihi pos anggaran untuk dunia pendidikan.

29 November 2011

Mabes TNI Gelar Diskusi Aturan Pelibatan

ASISTEN Operasi (Asops) Panglima TNI yang diwakili oleh Perwira Pembantu (Paban) II Organisasi & strategi stap operasi (Orstra Sops) TNI Kolonel Inf Rahmad Pribadi membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Aturan Pelibatan (Rules Of Engagement /ROE) di Gedung I Gusti Ngurah Rai Balai Wartawan Puspen TNI-Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (28/11).

Asops Panglima TNI dalam siaran persnya menjelaskan, ROE pada dasarnya perintah dari komando satuan tugas yang memuat instruksi-instruksi dan perintah-perintah bagi satuan bawah. Perintah ini bisa berupa tindakan umum maupun tindakan khusus, serta hal-hal yang diperbolehkan atau dilarang dalam penggunaan kekuatan dan kekerasan, yang harus dipatuhi oleh prajurit dalam pelaksanaan operasi.

“ROE dibuat untuk memberikan kejelasan tindakan dan landasan hukum bagi setiap prajurit TNI dalam melaksanakan tugas, agar tindakan yang dilakukan untuk menghadapi ancaman maupun dalam rangka bela diri tidak terjadi penyimpangan, baik ditinjau dari aspek hukum nasional maupun hukum internasional,”katanya.

28 November 2011

MARINES SHOOTING CLUB 2011 RESMI DITUTUP

Lomba menembak terbuka Marines Shooting club 2011 secara resmi ditutup oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang diwakili Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan di lapangan tembak “Karno” Kesatrian Hartono Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (27/11)
Dari pelaksanaan lomba selama 2 hari tersebut diperoleh hasil pada nomor menembak 20 m center fire eksekutif Pati keluar sebagai juara pertama Brigjen TNI Siswanto dari Perbakin dengan perolehan nilai 194, kedua Brigjen TNI (Mar) Giyarto dari Sesko TNI nilai 193, Ketiga Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin dari Marinir nilai 179, di nomor menembak 20 m center eksekutif Pamen juara pertama diraih Letkol Mar Ainur Rofiq dari Marinir dengan nilai 194, kedua Letkol Inf M. Sudjiono dari Kodam Jaya nilai 191 dan ketiga Kolonel Mar FX. Deddy Susanto dari AAL nilai 190, sedangkan pada nomor menembak 20 m center eksekutif sipil/umum juara pertama diraih Ny. Nita Alfan Baharudin dengan nilai 167, kedua Bagus nilai 161, ketiga Deny Lauw dari Jayakarta SC nilai 160, di nomor 25 m center fire juara pertama Letkol Ainur Rofiq dari Marinir dengan nilai 193, kedua Kopda Mar Cecep Supriatman dari Denjaka nilai 191 dan ketiga Sertu Prabowo dari kopassus nilai 190.

26 November 2011

Aist class : Air Cushion Vehicle

Salah satu trademark dan icon serbuan dari laut ke darat dalam perang modern adalah penggunaan hovercraff sebagai sarana untuk mengangkut pasukan pendarat amfibi beserta peralatan perangnya dari kapal serang amfibi menuju ke pantai atau langsung ke sasaran /kedudukan musuh. Dengan kemampuan mengambang di atas permukaan, maka wahana ini tidak akan mengalami kesulitan melewati beragam tipikal pantai. Para pakar peniliti di pusat litbang USMC menyebutkan bahwa, sekitar 70 persen pantai diseluruh muka bumi ini mampu dan bisa di darati oleh ovefcraff, bandingkan dengan kemampuan kapal pendarat konvensional yang hanya bisa digelar tidak lebih dari 15 persen pantai-pantai di dunia.
Upaya menciptakan armada overcraff tak hanya milik AS saja. Masih satu era dengan LCAC (Landing Craft Air Cushion), pasukan laut Rusia melansir sejumlah tipe wahana sejenis, mulai dari class Gus dengan bobot 27 ton, class Lebed berukuran 87 ton, hingga variant bertubuh tambun dari class Aist yang berbobot 220 ton.

Korps Marinir Gelar Kejuaraan Lomba Menembak

Dalam rangka memperingati HUT-nya yang ke-66, Korps Marinir TNI AL menggelar Lomba Tembak memperebutkan Piala Komandan Korps Marinir Cup 2011 yang diikuti oleh petembak TNI/Polri dan dari Persatuan Menembak Seluruh Indonesia (Perbakin).
Lomba ini dibuka secara resmi oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin, Sabtu (26/11/11) di Lapangan Tembak “Letnan Karno, Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
Dankormar menjelaskan, kegiatan ini merupakan sarana untuk meningkatkan prestasi serta mendapatkan bibit-bibit petembak baru yang diharapkan dapat membawa harum cabang menembak di tingkat nasional maupun internasional.
Lomba tembak yang berlangsung selama 2 hari ini bersifat perorangan dan diikuti oleh peserta dari para Perwira Tinggi dan Perwira Menengah TNI/Polri, Perbakin dan umum.
Beberapa nomor yang dipertandingkan antara lain tembak center fire, tembak reaksi, berburu, tactical prone, air action/air soft dan materi eksekutif yaitu gabungan dari materi tembak tepat (slow fire and rapid fire). Sedangkan jenis senjata yang digunakan antara lain pistol open, standar, revolver, dan senjata laras panjang.

25 November 2011

Kasal: Banyak persoalan perbatasan laut berpotensi konflik

Perkembangan lingkungan strategis dewasa ini terjadi dengan cepat, kompleks dan sulit diprediksi, baik pada tingkat global, regional maupun  nasional. Pada tingkat regional, meskipun telah tercapai kesepakatan Asean yang telah dilaksanakan di Bali beberapa waktu yang lalu, namun masih banyak permasalahan terutama masalah perbatasan laut dengan negara-negara tetangga yang belum selesai serta berpotensi menjadi konflik.
 Demikian dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam amanatnya  yang dibacakan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M pada pembukaan Rapat Kerja Teknis  Operasi (Rakernisops) Angkatan Laut di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (24/11).
Menurut Kasal, permasalahan keamanan laut juga menjadi isu yang tidak boleh kita kesampingkan.  Banyaknya kegiatan ilegal di laut harus dapat kita atasi, sehingga eksistensi TNI Angkatan Laut sebagai penegak kedaulatan dan penjaga keamanan  di wilayah perairan yurisdiksi  nasional dapat kita laksanakan. “Menyikapi hal tersebut dibutuhkan kesiapsiagaan unsur, kewaspadaan dan peningkatan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara.,” katanya.

24 November 2011

Menjaga Netralitas TNI dan Polri

Pemilihan umum masih tiga tahun lagi, namun wacana memberikan hak politik bagi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali mengemuka ke ranah publik. Seperti menjelang pemilihan umum 2004, sejumlah kalangan mendorong agar personel militer dan polisi mempunyai hak untuk memilih. Kendati ada suara-suara yang setuju agar anggota TNI dan Polri bisa ikut memilih calon anggota legislatif serta calon presiden, justru TNI bersikap dengan membuat garis batas yang tegas dengan tidak ikut sebagai konstituen.

Bahkan pada 2004, MPR pernah mengeluarkan Ketetapan Nomor VII yang menyatakan, anggota TNI tidak menggunakan hak memilih dan dipilih. Ketetapan itu juga dilatarbelakangi semangat reformasi yang menghendaki TNI dan Polri kembali kepada tugas pokoknya menjaga pertahanan serta keamanan.

Meski begitu, belakang mencuat kembali usulan agar tentara dan polisi mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Dukungan itu mengacu kepada hak asasi bagi setiap warga negara, termasuk para serdadu dan polisi. Kedua profesi itu tidak boleh dikecualikan untuk memiliki hak politik sebagai konstituen yang berhak memberikan suara dalam sebuah pemilihan umum.

21 November 2011

Pangkalan Militer AS Untuk Jaga Freeport

KEBERADAAN pangkalan militer militer Amerika Serikat di Darwin, Australia, dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan. Pangkalan militer itu diduga untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat atas basis sumberdaya mereka di Freeport yang belakangan digoyang oleh tuntutan masyarakat karena dirasa tidak memberikan manfaat bagi Indonesia, khususnya bagi masyarkat Papua.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI Syahfan Badri Sampurno, di Jakarta, Senin, 21 November 2011.

Syahfan mengatakan, pembangunan pangkalan militer di sebuah kawasan yang selama ini cukup stabil itu sangat mengherankan. “Jelas sekali kepentingan Amerika Serikat. Indonesia serta negara-negara ASEAN harus menolak pangkalan militer di Darwin ini,” tegas Syahfan.

20 November 2011

Presiden Soekarno : Pada penjerahan "Pandji KKO AL" 15 November 1959


Saudara-saudara sekalian, terutama sekali dari Korps Komando Angkatan Laut ....
Beberapa detik jang lalu telah saja anugerahkan kepada Koprs Komando Angkatan Laut Pandji sebagai penghargaan atas djasa-djasa jang telah dilakukan dimasa jang lampau dan dimasa-masa jang akan datang. Bagian kedua dari pada kalimat terachir ini, "djasa, dimasa jang akan datang", mendjelaskan dengan djelas bahwa diharap dikemudian hari, Korps Komando Angkatan Laut tetap memberikan djasa-djasanja jang berharga kepada bangsa dan negara. Dan memang saja mempunjai kepertjajaan jang demikan itulah, melihat djasa-djasa jang telah lampau, jang tadi telah dibatjakan akan dharma-dharma bhaktinja. Mengingat itu semuanja, saja pertjaja dengan segenap kepertjajaan saja bahwa Korps Komando Angkatan Laut djuga dikemudian hari akan tetap berdiri tegak sebagai pembela, pelindung dari pada negara dan bangsa.

Keamanan dan kedaulatan Laut Cina Selatan


Kawasan Laut China Selatan yang bila dilihat dalam tata lautan internasional ini yaitu wilayahnya berbatasan dengan laut Republik Rakyat China, Makau, Hong Kong, Republik China (Taiwan), Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia, Singapura, Muang Thai, Kamboja, dan Vietnam merupakan kawasan bernilai ekonomis, politis dan merupakan jalur laut strategis yang terdiri atas dua rangkaian kepulauan, yakni Paracel dan Spratly. Karena kekayaan yang dimiliki perairan tersebut sehingga kawasan ini mengandung potensi konflik sekaligus potensi kerja sama. 

Kawasan Laut China Selatan sudah sejak lama diyakini kaya dengan sumberdaya minyak dan gas. Menurut sejumlah diplomat, China yang sejak mengalami tingkat perekonomian berkembang pesat dan berimbas pada pembangunan kekuatan militer secara besar-besaran, telah menekan banyak perusahaan asing yang telah membuat kesepakatan dengan Vietnam untuk tidak mengembangkan blok-blok minyak dan gas itu. Akibatnya, pada tahun 2007, seperti ditulis Reuters, raksasa minyak BP Plc menghentikan rencana untuk melakukan eksplorasi di lepas pantai selatan Vietnam karena sengketa wilayah dengan China, terutama menyangkut Kepulauan Spratly dan Paracel yang sama-sama diklaim oleh China, Taiwan, Brunai, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

19 November 2011

Kemampuan Tank BMP-3F Korps Marinir TNI AL

Secara teori dan fungsi asasinya, Tank BMP-3F masuk dalam kelas tank angkut personel atau dikenal sebagai kendaraan tempur infanteri (Infantry Fighting Vehicle/IFV) dan juga dikenal sebagai sebuah kendaraan tempur infanteri mekanis (also known as a Mechanized Infantry Combat Vehicle / MICV). Tank BMP-3F adalah variant dan menjadi penerus dari generasi BMP-2/BVP-2, tapi BMP-3F didisain dengan persenjataan (armament) yang lumayan “menakutkan” dikelasnya. Dari beberapa varian BMP-3, tipe 3F dirancang dengan kemampuan untuk bisa berenang di air dengan lebih baik, yakni mampu menerjang ombak laut di level 2, dan bisa beroperasi di laut selama 7 jam. Untuk menunjang kemampuan amfibinya, BMP-3F juga dilengkapi dengan snorkel.
Senjata andalan BMP-3F adalah kanon kaliber 100 mm. Kanon ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell) dan termasuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak pada low rate of fire berkisar antara 200-300 peluru/menit dan pada high rate of fire berkisar antara 550 peluru/menit. Selain itu terdapat platform peluncur rudal kendali anti tank (Anti Tank Guide Missile/ATGM), baik yang diluncurkan langsung melalui laras meriam (laser guided system) maupun yang terpasang pada badan Ranpur.

Kebangkitan China dan pengaruhnya pada tatanan Global-Regional

Transformasi kebangkitan China sebagai  imperium baru di era globalisasi telah banyak membuat kekahawatiran para pembuat kebijakan negara lain terhadap negara ini. Apakah Kebangkitan China memiliki niat dan motivasi untuk menantang sistem yang ada. Apakah pemimpin baru China cenderung agresif realis. Apakah mereka memiliki keyakinan revisionis. Referensi ini tidak hanya dilihat dari segi kekuatan China saja, akan tetapi situasi eksternal dan ancaman yang dirasakan melalui pemimpin China, persepsi dan kepercayaan mereka, akan mencerminkan budaya strategis mereka. Berakhirnya perang dingin juga menandakan perubahan tampuk kepemimpinan China dari Deng Xiaoping yang digantikan oleh Jiang Zemin. Pemimpin baru China harus menyadari perubahan sistemik yang didasari oleh disintegrasi Uni Soviet yang membawa perubahan signifikan dalam lingkungan keamanan China. Setelah bereformasi selama puluhan tahun dan membuka diri, situasi domestik China juga ikut berubah. Konsep Keamanan Baru (New Security Concept/NSC) telah memberikan kontribusi bagi pemimpin China untuk membentuk strategi keamanan baru. Pada akhir kepemimpinan Deng, China telah mulai melonggarkan hubungan dengan Amerika Serikat dan menganjurkan sebuah kebijakan yang independen dan menekankan pada perdamaian, titik sentral kebijakan tersebut bersifat reaktif dan pasif, tujuan kebijakan tersebut tidak lain untuk menghindari keterlibatan dalam perang atau konflik. Dibandingkan dengan pendekatan non-alignment, NSC menekankan dialog, dan konsultasi secara aktif mencegah perang dan konflik melalui (confidence - building measures) CBMs.

18 November 2011

Asia-Pasifik masa depan dunia

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya di hadapan Parlemen Australia di Canberra menyatakan kawasan Asia-Pasifik akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan dunia.
Obama mengatakan berdasarkan luas wilayah, sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi maka peran negara-negara Asia-Pasifik secara global akan semakin penting.
"Asia akan menentukan apakah masa depan dunia akan diwarnai dengan konflik atau kerja sama, penderitaan atau perkembangan manusia," ujar Obama.
"Sebagai salah satu negara Pasifik, Amerika Serikat akan memainkan peran besar dan jangka panjang dalam membentuk kawasan ini dan masa depannya dengan mempertahankan prinsip-prinsip dasar dan kerjasama dengan sahabat dan sekutu kami," tambah Obama.
Obama menambahkan sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia AS ingin tetap mempertahankan dan memperkuat kehadiran serta perannya dalam mengembangkan kawasan ini.
"Jangan pernah ada keraguan lagi, di abad ke-21 ini di Asia-Pasifik, Amerika Serikat akan ada di dalamnya," tegasnya.

Advanced Hypersonic Weapon

On 17 November 2011, the US Army Space and Missile Defense Command/Army Forces Strategic Command conducted the first test flight of the Advanced Hypersonic Weapon (AHW) concept. At 6:30 a.m. EST (1:30 a.m. Hawaii-Aleutian Time) the test vehicle was launched from the Pacific Missile Range Facility, Kauai, Hawaii to the Reagan Test Site, US Army Kwajalein Atoll. The objective of the test was to collect data on hypersonic boost-glide technologies and test range performance for long-range atmospheric flight. Mission emphasis was on aerodynamics; navigation, guidance, and control; and thermal protection technologies.

During the 17 November 2011 test, a 3-stage booster system launched the AHW glide vehicle and successfully deployed it on the desired flight trajectory. The vehicle flew a non-ballistic glide trajectory at hypersonic speed to the planned impact location at the Reagan Test Site. Space, air, sea, and ground platforms collected vehicle performance data during all phases of flight. The data collected was to be used by the Department of Defense to model and develop future hypersonic boost-glide capabilities.

AS berkepentingan atas minyak laut Timor

Pengamat hukum internasional dari Universitas Nusa Cendana Kupang DW Tadeus SH.MHum mengatakan Amerika Serikat memiliki kepentingan yang besar atas minyak di Laut Timor, sehingga memandang penting untuk membangun pangkalan militernya di Darwin, Australia Utara.
"Selain untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di kawasan ASEAN, Amerika Serikat juga berkepentingan atas cadangan minyak di Laut Timor untuk kebutuhan dunia di masa datang setelah masih gagal menaklukkan negara-negara minyak di kawasan Timur Tengah," kata Tadeus.
Tadeus yang tengah menyelesaikan studi doktornya di Universitas Padjajaran Bandung mengemukakan pandangannya tersebut terkait rencana AS untuk membangung pangkalan militer di Darwin, Australia Utara pada 2012.

16 November 2011

Next Generation of Undersea Weapons

Undersea warfare has changed considerably since Admiral Farragut gave his famous battle order over a century ago. Human ingenuity and advancements in technology have taken underwater weapons from floating mines and spar torpedoes to the fast-moving, self-guided, homing torpedoes we have in the fleet today. From submarine warfare to warship design and tactics development, the modern torpedo is one of the fundamental drivers of 20th century naval warfare. Its ability to sink ships and submarines with one shot is always in the mind of naval commanders. For the U.S. Navy, the modern torpedo enables submarines to defeat surface and undersea threats and gives surface ships and aircraft the means to reach beneath the surface and attack submarines.
Building a Better Torpedo

The MK48 Advanced Capability (ADCAP) Heavyweight Torpedo, along with the MK46 Mod 5 and the MK50 Lightweight Torpedoes, are currently the workhorses of the fleet. The heavyweight torpedo is the submarine's key multi-mission underwater weapon, capable of performing both anti-submarine and anti-surface roles. The MK48 Mod 5, with its improved guidance system, and the MK48 Mod 6 with low-noise propulsion, provide the fleet with torpedoes whose performance is unmatched in deep-water scenarios. The lightweight torpedo gives surface ships, airplanes, and helicopters the means to destroy threat submarines. The MK54 Lightweight Torpedo will bring considerably improved shallow water capabilities to the fleet in 2003.

15 November 2011

6.000 Lebih Prajurit Marinir Ikuti Defile HUT Ke 66 Korps Marinir

Surabaya| Sekitar 6.557 prajurit Marinir, Selasa (15/11/2011) dijadwalkan mengikuti upacara, parade dan defile peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 66 tahun Korps Marinir, yang akan dilaksanakan dilapangan tembak FX. Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya.

Bertindak selaku Komandan Upacara adalah: Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasmar-1. Dan sesuai arahan, upacara akan diikuti sejumlah satuan dan divisi diantaranya 2 divisi upacara, 1 Brigade BS, Kadet AAL, kelompok bendera perang dan lambang-lambang satuan, kompi pasukan khusus, Korsik dan Tim Demo, serta mengeluarkan Material tempur Korps Marinir.

Diantaranya, adalah: 14 Tank BMP 3F, 24 Tank PT 76, 7 LVT 7, 20 BTR 50 P (M), 4 AMX 10P, 4 Kapa 61, 4 Kapa PTS, 8 BVP-2, 8 How 105, 8 How 122, 6 RM 70 Grad, 6 Sea Reader, 12 Truck Liaz, 2 Ran Ovleger, 2 Ranbeng, 4 Ran Durlap, 8 Truck Reo, 2 Ran Komob, 2 Ambulance, 2 Patwal Provos, 2 Motor Patwal dan 10 Kia.

14 November 2011

Tradisi Korps Rohnya Jatidiri Prajurit

Kebesaran, kekuatan, militansi dan  kebanggan (esprit de corps) suatu satuan/korps militer terlahir dan dibangun dengan dilandasi oleh tradisi satuan/korps yang kuat. Dengan kata lain, tradisi kops merupakan rohnya karakter prajurit yang mengawaki satuan tersebut. Upaya membangun nilai-nilai tradisi korps merupakan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan hitungan matematis. Akan tetapi upaya tersebut akan terrefleksi dari implementasi pencapaian keberhasilan tugas pokok pada setiap palagan dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Berapun cost yang dikeluarkan untuk membangun suatu tradisi korps, maka tidak akan sebanding dengan nilai-nilai kebanggaan dan kehormatan yang terpatri pada setiap diri prajurit disatuan tersebut. Era dan jaman boleh berganti, namun nilai-nilai tradisi korps harus senantiasa menjadi pondasi jati diri setiap prajurit sampai kapanpun dan dimanapun berada.

09 November 2011

66 Tahun Korps Marinir


Dirgahayu ke-66 Korps Marinir 15 November 2011
Korps Marinir terlahir dari heroitisme dan patriotisme pemuda kala itu yang menginginkan terjungkalnya superior penjajahan kolonialisme dari muka bumi tanah air indonesia. Rekam jejak sejarah perjalanan pengabdian Korps baret  unggu sudah dimulai sejak berkecamuknya perang kemerdekaan, bersama-sama dengan rakyat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah kolonial yang pada akhirnya melahirkan kemerdekaan bangsa Indonesia  pada tanggal 17 Agustus 1945. Momentum yang menjadi tonggak kembalinya kebesaran bangsa indonesia  tersebut telah membangkitkan semangat dan jiwa bahari bangsa rakyat Indonesia. Para guru, pelajar sekolah pelayaran, karyawan jawatan pelayaran, mantan pasukan angkatan laut Belanda (Koninklijke Marine), Heiho laut (Kaigun Heiho), para nelayan dan rakyat pada tanggal 10 September 1945 mendirikan Badan Keamanan Rakyat(BKR) laut. Selanjutnya BKR laut berturut-turut berubah menjadi menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut, Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) Laut, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dan terakhir menjadi Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL) hingga sekarang.

KESATUAN MARINIR DUNIA

Saat ini terdapat kurang lebih 40 negara yang mempunyai kesatuan Marinir. Pada umumnya kesatuan-kesatuan Marinir tersebut merupakan bagian integral di bawah organisasi Angkatan Laut masing-masing Negara, kecuali dibeberapa Negara seperti :

  • Amerika Serikat (AS) : Korp Marinir AS (United States Marine Corps/USMC) tidak berada di bawah Angkatan Laut AS (US Navy) tetapi bersama Angkatan Laut AS merupakan kekuatan Angkatan Laut US (US Naval Forces) yang berada di bawah Departemen Angkatan Laut (Departement of the Navy).


  • Perancis : Terdapat dua kesatuan Marinir di Perancis, yang pertama di bawah Angkatan Darat dengan nama Troupes de Marine yang kedua di bawah Angkatan Laut dengan nama Fusiliers Marins.


  • Tugas dari kesatuan-kesatuan Marinir ini sangat beragam, meliputi pendaratan amfibi (amphibious landing) yang merupakan fungsi hakiki, pertahanan pantai (coastal defense), pertahanan
    pangkalan (base defense), tugas-tugas di atas kapal perang, pasukan keamanan kedutaan/Istana Presiden, raid amfibi, operasi bawah air, tugas-tugas komando, anti teroris (counter terrorism), perlindungan dan keamanan obyek-obyek vital dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan Marinir yang terbentuk dari abad XVI sampai dengan XX ini masing-masing berkembang sedemikian rupa sehingga mempunyai ciri kemampuan yang berbeda dalam melaksanakan tugas. Namun pada umumnya satuan-satuan Marinir tersebut tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai pasukan pendarat amfibi karena pendaratan amfibi ini merupakan hakekat keberadaannya (raison d’etre).

    07 November 2011

    REGIONAL SEA POWER

    Kekuatan Angkatan Laut kawasan regional, khususnya negara tetangga semakin maju dengan datangnya berbagai peralatan dan senjata yang lebih modern. Mengingat semakin meningkatnya kekuatan angkatan laut negara-negara tetangga tersebut, maka perlu adanya perimbangan kekuatan (Balance of Power) TNI/TNI Angkatan Laut, sehingga mampu memberikan dampak penangkalan (deterrent). Beberapa contoh kekuatan negara tetangga antara lain :

    1) Australia. Memiliki 6 kapal selam Collins Class dengan persenjataan rudal Sub Surface to Surface Missile Sub-Harpoon, Torpedo dan ranjau. Australia juga diperkuat dengan kapal-kapal perang permukaan, heli maupun pesawat udara yang memperkuat jajaran Armadanya seperti : Frigate kelas Anzac Class yang dilengkapi heli AKS Kaman Sea Sprite dan pesawat patroli maritim P-3C Orion yang memiliki kemampuan peperangan Anti Kapal Permukaan (AKPA) maupun Anti Kapal Selam (AKS). Australia sudah memproduksi Air Warfare Destroyer guna menggantikan beberapa kapal-kapal perangnya yang dianggap telah tua. Pangkalan Utama Angkatan Laut Australia yang terbesar adalah yang berada di Australia Barat, yaitu Fleet Base West HMS Stirling di Fremantle, Perth, dimana merupakan pangkalan kapal selam dan sebagian frigate kelas Anzac. Pangkalan kapal-kapal patroli dan kapal bantunya berada di Utara yaitu HMS Coonawarra di Darwin, sebagian kapal fregat, kapal ranjau dan kapal bantu berpangkalan di Fleet Base East Garden Island Sydney.

    2) Cina. Perkembangan ekonomi yang pesat telah mengubah Cina sebagai Negara yang dulunya sangat tertutup menjadi outward looking. Cina membutuhkan kekuatan Angkatan Laut yang handal untuk menjamin keamanan sea lines of communication (SLOCs) terkait dengan keamanan energi, jalur ekspor impor serta pengamanan investasi Cina di luar negeri. Cina memiliki Angkatan Laut yang sangat kuat terdiri dari 73 kapal selam berbagai jenis dan kelas termasuk kapal selam serang (SSN) dan berpeluru kendali balistik (SSBN) bertenaga nuklir, lebih dari 25 kapal perusak (destroyer), lebih dari 45 fregat, dan lebih dari 150 buah kapal cepat yang membawa Rudal atau senjata, dan jenis kapal lainnya. Cina juga mulai mengoperasikan kapal induk (eks kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov) dan mengembangkan kekuatan Angkatan Lautnya menjadi Blue Water Navy.

    3) India. Angkatan Laut India memiliki 4 kapal selam kelas 209/1500, 10 buah kapal selam kelas Kilo (Project 877 EKM), 2 kapal induk (bekas kapal induk Inggris), beberapa Destroyer, Frigate dan Corvette buatan Rusia, Inggris maupun buatan dalam negeri. Saat ini AL India telah memesan 6 buah kapal selam kelas Scorpene dari Perancis yang persenjataan dan sensornya jauh lebih modern serta 6 buah kapal selam kelas Amur. Kedua jenis kapal selam tersebut akan siap pada tahun 2012 menggantikan kapal selam kelas Kilo yang semuanya akan di-dispose. Selain itu AL India juga akan mengganti kapal induknya dengan kapal induk buatan Rusia (eks kapal induk kelas Admiral Gorshkov) dan buatan dalam negeri kelas Vikramaditya. Pangkalan Angkatan Laut India yang Utama berada di Mumbai dan Vishakapatnam, sedangkan yang terdekat dengan wilayah Indonesia adalah di Kepulauan Andaman dan Nicobar.

    4) Malaysia. Negara jiran ini mengoperasikan 2 kapal selam Scorpene dan 1 kapal selam latih Agosta 70 Class dari Perancis yang mampu membawa rudal Sub Surface to Surface Missile (Exocet SM-39), torpedo dan ranjau. Kapal-kapal perang lain yang dimiliki adalah Frigate kelas Lekiu yang dilengkapi heli Super Lynx, Corvette kelas Laksamana dan Meko 100 yang menjadi project korvet nasional kelas Kedah. Pangkalan AL Malaysia yang utama adalah berada di Lumut Semenanjung Malaysia dan di Teluk Sepanggar Kinabalu Malaysia Timur yang akan menjadi pangkalan kapal selam Malaysia. Sedangkan pangkalan AL Malaysia yang berdekatan dengan Laut Sulawesi maupun zona Ambalat adalah Tawao dan Simpurna yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai pangkalan aju unsur-unsur laut dan udaranya.

    5) Singapura. Negara pulau ini memiliki AL yang kuat dan modern untuk melindungi kepentingan nasionalnya sebagai salah satu negara maritim Asia. AL Singapura memiliki 4 kapal selam kelas Challenger (eks kelas Sjoormen, Swedia), beberapa Frigate kelas Formidable (modifikasi dari frigate kelas Lafayette dengan teknologi stealth), Missile Corvette Vessel, Missile Gun Boat dan beberapa kapal patroli AKS yang umumnya dibuat di dalam negeri. AL Singapura saat ini juga telah memesan 2 kapal selam kelas Vastegotland dari Swedia dengan teknologi yang lebih modern. Pangkalan Angkatan Laut terpusat di Changi Naval Base sebagai pangkalan kapal selam, Frigate, Missile Gun Boat dan kapal-kapal Bantu serta Tuas Naval Base sebagai pangkalan kapal-kapal corvette dan kapal-kapal patroli.*** (Admin)

    Indonesia Harus Mampu Bangun Kapal Perang dan Sipil

    [SURABAYA] Indonesia sudah saatnya membangun kapal sendiri baik untuk kapal perang maupun kapal sipil. "PT PAL Indonesia mampu untuk bangun kapal sendiri," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum, PT PAL Indonesia, Soewoko Kartanegara, kepada rombongan wartawan dari Kementerian Pertahanan di Surabaya, Rabu (2/11). Menurut Soewoko, sampai saat ini sebanyak 70 persen komponen kapal yang dibuat PT PAL Indonesia diimpor. "Memang disayangkan negara maritim kok tapi sepertinya perusahaan kapal-nya tak didukung," kata dia. Soewoko mengharapkan, ke depan semua kebutuhan kapal dalam negeri baik kapal perang maupun kapal niaga (sipil) dibuat di PT PAL Indonesia.

    04 November 2011

    KASAL : INDONESIA HARUS JAMIN KEAMANAN PERAIRANNYA

    Sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang terbesar di dunia, Indonesia harus dapat menjamin terselenggaranya keamanan di laut bagi setiap kapal yang menggunakan perairan nasional Indonesia. Selaku penegak hukum dan kedaulatan negara di laut, TNI Angkatan Laut dituntut untuk dapat memainkan perannya serta mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unsur penegak kedaulatan negara dan hukum di laut, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI dan terwujudnya jaminan keamanan di laut.      

    Hal itu dikemukakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno saat memberikan amanat di hadapan 150 perwira siswa pada upacara penutupan Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando (Dikreg Seskoal) Angkatan ke-49 tahun 2011, Jumat (4/11) di gedung Yos Sudarso, Seskoal, Cipulir Jakarta Selatan.

    03 November 2011

    Pertahanan Pangkalan (Naval Base Defence)

    Bagi angkatan laut, pangkalan (naval base) merupakan pilar  dan urat nadi yang harus, dilindungi, diamankan dan dipertahankan dari berbagai bentuk gangguan, ancaman dan serangan musuh. Tanpa dukungan pangkalan yang memadai, maka kapal perang tidak akan mampu berbuat banyak dan akan mengalami kesulitan mengemban tugas secara optimal sebagaimana fungsi asasinya. Meskipun dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kapal perang sudah mampu dan berhasil diciptakan untuk dapat beroperasi dalam jangka waktu yang cukup lama.

    01 November 2011

    China says launch of Shenzhou VIII successful

    A modified model of the Long March CZ-2F rocket carrying the unmanned spacecraft Shenzhou VIII blasts off from the launch pad at the Jiuquan Satellite Launch Center in northwest China's Gansu Province, Nov. 1, 2011.
    .Commander-in-chief of China's manned space program Chang Wanquan announced early Tuesday that the launch of Shenzhou-8 unmanned spacecraft is successful. The spacecraft was successfully sent into the designated orbit after the blastoff at 5:58 am at the Jiuquan Satellite Launch Center in northwestern desert area, carried by an upgraded Long March-2F rocket. It is heading to rendezvous with the Tiangong-1, or "Heavenly Palace-1" that was put into space on September 29 for the country's first space docking. The docking, if successful, will pave the way for China to operate a permanent space station around 2020, and make the nation the world's third to do so.

    31 October 2011

    Urgensi Sarana Pendarat Amfibi

    Korps Marinir TNI AL sebagai pasukan pendarat merupakan salah satu instrumen kekautan sistim senjata armada terpadu (SSAT) yang jika boleh dikatakan merupakan “gigi geraham” nya TNI AL yang siap melumat setiap bentuk gangguan dan ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI. Optimalisasi kemampuan amfibi yang dimiliki oleh pasukan pendarat sangat tergantung dari ketersediaan dan kemampuan sarana pendarat yang ada. Kemampuan peperangan amfibi merupakan kemampuan yang sangat spesifik karena menyangkut dua dimensi daerah pertempuran (beatlefild) yang terdiri dari laut dan daratan, dimana pangkal gerak proyeksi kekuatan dimulai dari arah laut dan kekuatan musuh yang akan dihancurkan berada di darat.

    30 October 2011

    Perlu Keseriusan Pemerintah Membangun TNI AL

    Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar dunia. Terletak pada posisi silang dunia, menjadikan wilayah perairan Indonesia sebagai urat nadi perdagangan dunia baik sebagai Sea Lanes of Communications (SLOCs) maupun Sea Lanes of Oil Trades (SLOTs). Memiliki sumber kekayaan alam berlimpah, di satu sisi memberi manfaat bagi kesejahteraan bangsa, di sisi lain mengandung kerawanan yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan bangsa. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.504 lebih dan garis pantai 81.000 kilometer, Indonesia mempunyai batas maritim dengan 10 negara tetangga yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Batas maritim tersebut terdiri dari batas laut wilayah (laut territorial), Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) dan Batas Landas Kontinen. Penetapan batas maritim tersebut bukan tanpa dasar akan tetapi sesuai ketentuan hukum laut internasional dengan berpedoman pada United Nations of Convention on Law of the Sea 1982 (UNCLOS 82) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah RI melalui UU No. 17 tahun 1985.

    TNI AL Berkomitmen Kawal Perbatasan Maritim

    JAKARTA--MICOM: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan TNI angkatan laut berkomitmen untuk tidak membiarkan sejengkal wilayah maritim NKRI diganggu negara asing.

    Untuk itu, TNI AL akan terus melakukan operasi pengamanan di wilayah-wilayah perairan Indonesia. "Kita tidak akan biarkan sejengkal pun wilayah NKRI diganggu negara asing," ujarnya dalam temu wartawan di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Kamis (27/10).

    Mengenai perbatasan maritim, ia menambahkan, akan melakukan survei Hidrografi. Unsur-unsur KRI dari Dishidros melaksanakan survei hidrografi untuk menetapkan batas suatu negara di laut dengan menarik garis-garis pangkal atau base line yang menghubungkan rangkaian titik-titik terluar yang disebut base point atau titik dasar. "Titik koordinat akan diambil saat air surut," ujar Untung.

    29 October 2011

    CN-235 Hasil Karya Anak Bangsa


    CN-235 adalah pesawat angkut jarak sedang dengan dua mesin turbo-prop. Pesawat ini dikembangkan bersama antara CASA di Spanyol and IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) sebagai pesawat terbang regional dan angkut militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut pasukan. CN-235 diluncurkan sebagai kerja sama antara CASA dan IPTN. Kedua perusahaan ini membentuk perusahaan Airtech company untuk menjalankan program pembuatan CN-235. Desain dan produksi dibagi rata antara kedua perusahaan. Kerja sama hanya dilakukan pada versi 10 dan 100/110. Versi-versi berikutnya dikembangankan secara terpisah oleh masing-masing perusahaan.
    Disain awal CN-235 dimulai pada Januari 1980, purnarupa pesawat terbang perdana pada 11 November 1983. Sertifikasi Spanyol dan Indonesia didapat pada tanggal 20 Juni 1986. Pesawat produksi terbang pertama pada 19 August 1986. FAA type approval didapat pada tanggal 3 Desemebr 1986 sebelum akhirnya terbang pertama untuk pembeli pesawat pada tanggal 1 Maret 1988. Pada tahun 1995, CASA meluncurkan CN-235 yang diperpanjang, yaitu C-295

    26 October 2011

    INFANTERI MEKANIS

    Dalam suatu pertempuran, faktor kecepatan merupakan variable penting yang sangat dipertimbangan dan diperhitungkan oleh para Komandan didalam merumuskan dan menentukan cara bertindak (course of action/COA) terbaik untuk dapat menyelesaikan tugas pokok guna memenangkan pertempuran. Tidaklah berlebihan bila di era peperangan modern saat ini dikatakan bahwa bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepatlah yang akan mengalahkan yang lambat. Disamping kecepatan mobilitas, satuan penyerang juga harus aman dan mempunyai perlindungan memadai guna dapat meminimalkan jatuhnya korban akibat pertempuran. Berangkat dari dua hal pokok diatas, maka para pakar dan jenderal lapangan senantiasa mengkaji dan mendisain alat peralatan dan mesin perang yang dapat mendukung kecepatan dalam bermanuver dengan seminimal mungkin jatuhnya korban dipihak satuan-satuan penyerang.

    NKRI harga mati

    Jakarta (ANTARA News) - Jargon NKRI Harga Mati kerap ditemui di banyak tempat. Implementasinya di tataran politik dan ideologi kebangsaan harus dirumuskan secara pasti sebagaimana dinyatakan Ketua Fraksi PKB MPR RI, Lukman Edy, bahwa Indonesia tak bisa diubah menjadi bentuk lain seperti federal. Kepada ANTARA News, Lukman Edy menyampaikan, pertanyaan tersebut muncul dari peserta karena peserta ToT 4 Pilar Kebangsaan, utamanya bentuk negara NKRI apakah perlu dipertahankan atau dibuka ruang untuk diubah menjadi bentuk yang lain yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, misalnya menjadi negara federal. "NKRI harus dipertahankan, selain karena kesejarahan NKRI yang kuat, merupakan amanah para bapak bangsa ketika memerdekakan Republik Indonesia.

    25 October 2011

    Perbatasan, Beranda Negara Yang Masih Terabaikan

    Pernyataan Kepala Desa Mungguk Gelombang, Yusak, yang ingin mengibarkan bendera Malaysia di desa yang masuk administratif Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, seolah menyengat banyak pihak. Apalagi disampaikan menjelang peringatan 66 tahun Indonesia sebagai negara berdaulat oleh Soekarno dan Hatta. Jajaran Pemerintah Kabupaten Sintang, kalangan tentara dan polisi menggelar rapat setelah pernyataan Yusak diekspos di media massa. Komando Daerah Militer XII Tanjungpura pun melakukan pengecekan langsung di lapangan terkait adanya kabar rencana tersebut. Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Kerjasama Kalbar, MH Munsin menegaskan bahwa berita tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Semua berusaha membantah berita tersebut. Beragam media massa baik lokal maupun pusat pun kemudian berburu berita di Kecamatan Ketungau Tengah. Meski ada beberapa kalangan DPR dan DPRD dari Kalimantan Barat yang mengakui bahwa isu itu merupakan hal yang mungkin saja terjadi.

    Kemenhan: Ibukota Negara Merupakan Pusat Kendali Operasi

    Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menilai sebuah ibukota negara merupakan Primary Command Post atau sebagai pusat kendali operasi. Dalam kondisi darurat perang, maka Presiden akan menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Karenanya, Ibukota Negara ini akan menjadi sasaran strategis dan misi utama pihak lawan untuk direbut dan dikuasai dengan segala kemampuannya. "Dengan dasar pertimbangan strategis maka posisi ibukota negara secara ideal harus terletak dan terlindungi dalam suatu pertimbangan strategis maka posisi ibukota negara secara ideal harus terletak dan terlindungi dalam suatu Inner Cycle yang Affordable to Defence. Artinya bahwa posisinya dapat terlindungi dari berbagai aspek sehingga tidak muda bagi pihak lawan untuk merebut dan menguasai," Staf Ahli Menteri Pertahanan, Sutanto Zudi.

    TNI AL Terima Bantuan Alat dari AS

    REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menerima bantuan peralatan pendukung sistem pengawasan atau radar laut yang terintegrasi ("Integrated Maritime Surveillance System" / IMSS) dari pemerintah Amerika Serikat.Bantuan tersebut diserahkan Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Ted Osius kepada Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Selasa.

    Tujuh Negara Ikuti Pelatihan Zona Ekonomi Eksklusif

    Jakarta, 24/10 (ANTARA) - Inggris mengadakan pelatihan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Jakarta untuk beberapa negara di kawasan Asia Tenggara ditambah Papua Nugini dengan tujuan membantu penyelesaian masalah maritim di wilayah tersebut. Pelatihan yang akan berlangsung 24-28 Oktober 2011 ini dibuka Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementrian Pertahanan, Mayor Jenderal TNI Suwarno, di Jakarta, Senin. Konflik perbatasan, pencurian ikan, dan pembajakan kapal merupakan isu utama yang akan dibahas karena kawasan Asia Tenggara beberapa kali mengalami kejadian tersebut. Dalam masalah batas laut, potensi konflik tersebut bisa dilihat dari klaim bersama antara Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan atas Kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Sedangkan pencurian ikan juga sering terjadi di wilayah ini, terakhir sembilan kapal pencuri ikan Indonesia dari Vietnam tertangkap di perairan Natuna, 29 September lalu.

    24 October 2011

    TNI Kembangkan Teknologi Alutsista

    JAKARTA (Suara Karya): TNI melalui Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL), tertantang mengembangkan kecanggihan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam rangka menyempurnakan ketrampilan operasi.
    Upaya pengembangan ini seiring tantangan ancaman. Pada akhir pekan lalu, TNI AL mengadakan uji coba prototipe Landing Craft Unit (LCU) dengan mesin pendorong water jet dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Teluk Jakarta. Uji coba water jet produksi lokal ini sekaligus penyempurnaan kemampuan kapal. "Jika sebelumnya LCU biasa menggunakan Fixed Picth Propeller (FPP), LCU dengan mesin pendorong water jet ini memiliki kelebihan," ujarnya.

    Mindset dan Visi Banga Maritim

    Herus dibedakan antara antara istilah kelautan dan maritim. Kelautan merujuk kepada laut sebagai wilayah geopolitik maupun wilayah sumber daya alam, sedangkan maritim merujuk pada kegiatan ekonomi yang terkait dengan perkapalan, baik armada niaga maupun militer (TNI AL), serta kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan itu seperti industri maritim dan pelabuhan. Kebijakan kelautan merupakan dasar bagi kebijakan maritim sebagai aspek aplikatif dan implementasinya.

    Konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, mengharuskan negara merumuskan suatu kebijakan kelautan yang jelas, berwawasan global dan bervisi ke depan karena menyangkut geopolitik bangsa. Kebijakan kelautan adalah kebijakan negara kepulauan sehingga variabel keruangan harus lengkap, tidak hanya monodimensional laut dan konsep tri-matra (darat-laut-udara).

    Sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka variable kebijakkan kelautan mejadi multi-matra (darat termasuk pegunungan; permukaan air dari mata air di hulu sampai permukaan laut; kolom air di sungai, danau maupun laut; pesisir; dasar laut; bawah dasar laut; atmosfir; stratosfir dan angkasa luar). Dengan kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi tentunya variabel keruangan dalam merumuskan kebijakkan kelautan dapat dikembangkan, sehinga tidak hanya sekedar meneruskan kebijakkan masa lampau yang terkesan kuat berorientasi pada daratan.

    23 October 2011

    Perspektif Keamanan Laut

    Status Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) telah mendapatkan pengakuan dari dunia Internasional. Hal ini sebagai refleksi dari sudah diratifikasinya Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982 (UNCLOS 1982) dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985. Pengakuan dunia dalam hukum internasional tersebut mengesahkan “a defined territory” negara Indonesia, sehingga Indonesia memiliki legalitas hukum terhadap wilayah nasionalnya yang meliputi wilayah darat, laut dan udara di atasnya. Demikian pula Indonesia mempunyai kedaulatan dan kewenangan untuk menjaga dan mempertahankan integritas wilayah lautnya, termasuk mengelola dan mengatur orang dan barang yang ada di dalam wilayah kelautan tersebut, namun hal ini tidak berarti meniadakan hak negara lain sesuai dengan ketentuan dalam konvensi tersebut.Secara legal formal Indonesia terikat dengan ketentuan-ketentuan dalam hukum internasional tersebut, termasuk kewajiban Indonesia untuk menjamin keamanan wilayah kelautan, khususnya di Sea Lines Of Communication. Bila kewajiban ini diabaikan, dalam arti bahwa kapal-kapal niaga negara pengguna terancam keamanannya bila melintas di perairan Indonesia, maka hal itu dapat menjadi alasan untuk menghadirkan kekuatan angkatan lautnya. Berkaitan dengan hal ini diperlukan kesamaan persepsi tentang keamanan laut, khususnya bagi komponen bangsa yang memiliki tugas, fungsi dan wewenang di laut, agar “action plan” yang akan dilaksanakan dapat tepat pada sasaran, terarah dan terpadu.

    Geoposisi TNI AL Masa Depan

    TIGA peran yang dimainkan TNI AL secara lintas generasi, teruji mampu mengiringi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, peran militer yang dilaksanakan dalam rangka penegakan kedaulatan negara di laut dengan cara penangkalan atau pertahanan negara. Kedua, peran polisionil yang dilaksanakan dalam rangka penegakan hukum di laut, melindungi sumberdaya dan kekayaan laut nasional. Ketiga, peran dukungan diplomasi, merupakan penggunaan kekuatan TNI AL sebagai sarana diplomasi dalam mendukung kebijaksanaan luar negeri Indonesia. Selain ketiga peran itu, TNI AL juga mengemban amanah dalam bentuk peran Operasi Lain selain Operasi Militer (Militery Operation Other than War) seperti tugas-tugas kemanusiaan dan dukungan bantuan ke berbagai wilayah bencana. Bahkan, adakalanya TNI AL melaksanakan lebih dari satu peran pada waktu yang bersamaan, seperti kehadiran unsur TNI AL dalam Malaysia-Singapura-Indonesia Malaca Straits Coordinated Patrol (Malsindo MSCP) di Selat Malaka. Kerjasama ini selain berwujud penegakan hukum di laut, juga mengandung trik diplomasi dan pengungkapan kebijakan Indonesia yang serius membasmi bajak laut ke mata dunia internasional.

    22 October 2011

    Landing Craft Air Cushioned (LCAC)

    Landing Craft, Air Cushioned (LCAC) adalah kelas kapal hovercraft/kapal bantalan udara yang digunakan sebagai kapal pendaratan oleh AL AS dan Pasukan Pertahanan-Diri Maritim Jepang (JMSDF). Kapal ini mengangkut sistem senjata, peralatan, kargo dan personel elemen serang Pasukan Marinir dan Darat baik dari kapal ke pantai dan menyeberangi pantai. Selain untuk kepentingan militer, LCAC sangat efektif digunakan untuk operasi bantuan kemanusiaan akibat bencana alam (Humanitarian and Disaster Relief/HDR).Desain dan Pengembangan. Konsep dan desain LCAC dimulai pada awal 1970an dengan dibuatnya kapal uji AALC (Amphibious Assault Landing Craft) skala penuh. Selama masa pengembangan lanjut, dua purwarupa dibuat. JEFF A didesain dan dibuat oleh Aero Jet General di California, dengan empat propeller. JEFF B dikembangkan oleh Bell Aerospace di New Orleans, Louisiana, dengan dua propeller di bagian belakang yang sama seperti milik hovercraft SK-10. Kedua purwarupa ini menunjukkan keberhasilan desain dan akhirnya memungkinkan untuk diproduksi. JEFF B akhirnya dipilih untuk produksi masal. LCAC pertama dikirim untuk AL AS pada 1984 dan Kemampuan Operasi Awal (IOC) di capai pada 1986.

    Indonesia-Malaysia Sepakati Delimitasi Perbatasan Maritim

    KUALA LUMPUR, (PRLM).- Menlu RI, Dr. R.M. Marty M. Natalegawa, menyampaikan terdapat sejumlah kemajuan penting dalam hubungan bilateral Indonesia – Malaysia. Antara lain, kemajuan dalam proses delimitasi perbatasan maritim kedua negara dengan telah disepakatinya Provisional Territorial Sea Boundary di Laut Sulawesi. Kedua negara juga sepakat untuk memulai pembahasan pada tingkat Tim Teknis bagi segmen perbatasan di sekitar Selat Singapura.

    Kemajuan penting lainnya adalah telah rampungnya pembahasan Protokol Perubahan atas Nota Kesepahaman mengenai Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja Rumah Tangga Indonesia (Protocol Amending the Memorandum of Understanding of the Recruitment and Placement of Indonesian Domestic Workers), yang tercapai di Bandung pada tanggal 30 Mei 2011. Tercapainya kesepakatan ini diyakini akan berdampak positif bagi kesejahteraan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia, khususnya dari sisi kejelasan prosedur dan kriteria rekrutmen dan penempatan pekerja.
    Tengah diupayakan pula satu hal konkrit bagi peningkatan kesejahteraan tenaga kerja migran Indonesia di Malaysia, melalui inisiatif Community Learning Center (CLC). Inisiatif ini akan memberikan hak atas layanan pendidikan bagi anak-anak para pekerja migran Indonesia. Diharapkan CLC akan dapat terwujud dalam waktu dekat, khususnya di Sabah.


    TNI AL Siapkan Operasi Amfibi di Sangatta

    SURABAYA, KOMPAS.com -- TNI Angkatan Laut menggelar Operasi Amfibi di Sangatta, Kalimantan Timur, dengan sandi "Armada Jaya XXX-11". 

    Rencana serbuan amfibi sedang dibahas pejabat dan peserta Operasi AJ di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang Komando Latihan Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/10/2011).

    Peralatan tempur dan pasukan yang terlibat dalam Operasi Amfibi adalah seluruh kekuatan TNI AL yang meliputi 23 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) berbagai jenis Mulai dari kapal-kapal kombatan, kapal selam, kapal amfibi, buru ranjau, salvage, dan patroli. Kapal-kapal perang tersebut berasal dari unsur Koarmatim, Koarmabar dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

    Unsur lain yang terlibat adalah Pesawat Udara dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda. Pesawat yang dikerahkan adalah jenis Cassa (4 unit), Nomad (4), helikopter Bell (2), dan helikopter Bolcow (2), serta 1 Batlyon Tim Pendarat Amfibi Marinir dari Pasukan Marinir 1 Surabaya.